Kupang (ANTARA News NTT) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur mencatat bencana alam yang melanda wilayah provinsi kepulauan ini dari Desember 2018 hingga Januari 2019, umumnya didominasi angin puting beliung dan banjir.
"Dari laporan sementara, kejadian bencana di daerah ini lebih disebabkan karena angin kencang dan banjir akibat hujan yang terus mengguyur wilayah ini," kata Kepala Pelaksana BPBD NTT Tini Thadeus kepada Antara di Kupang, Senin (28/1).
Di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, misalnya, tercatat 45 rumah penduduk terendam banjir dan 12 rumah lainnya mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung.
Sementara di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), enam rumah warga juga terendam banjir, dan sembilan rumah di Kabupaten Sumba Timur rusak akibat diterpa angin kencang.
"Artinya, dari laporan sementara, bencana alam yang terjadi di NTT saat ini lebih disebabkan karena banjir dan angin puting beliung, katanya menjelaskan.
Karena itu, ia meminta BPBD di setiap kabupaten/kota se-NTT agar tetap mengaktifkan posko bencana, agar setiap kejadian dapat ditangani secara cepat.
Tini Thadeus juga berharap, BPBD di kabupaten/kota sebagai ujung tombak di lapangan agar tetap siaga, dan segera mengambil tindakan jika terjadi bencana.
Baca juga: Kerugian akibat bencana hidrometeorologi masih didata
Baca juga: Bencana hidrometeorologi tewaskan 12 orang
"Dari laporan sementara, kejadian bencana di daerah ini lebih disebabkan karena angin kencang dan banjir akibat hujan yang terus mengguyur wilayah ini," kata Kepala Pelaksana BPBD NTT Tini Thadeus kepada Antara di Kupang, Senin (28/1).
Di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, misalnya, tercatat 45 rumah penduduk terendam banjir dan 12 rumah lainnya mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung.
Sementara di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), enam rumah warga juga terendam banjir, dan sembilan rumah di Kabupaten Sumba Timur rusak akibat diterpa angin kencang.
"Artinya, dari laporan sementara, bencana alam yang terjadi di NTT saat ini lebih disebabkan karena banjir dan angin puting beliung, katanya menjelaskan.
Karena itu, ia meminta BPBD di setiap kabupaten/kota se-NTT agar tetap mengaktifkan posko bencana, agar setiap kejadian dapat ditangani secara cepat.
Tini Thadeus juga berharap, BPBD di kabupaten/kota sebagai ujung tombak di lapangan agar tetap siaga, dan segera mengambil tindakan jika terjadi bencana.
Baca juga: Kerugian akibat bencana hidrometeorologi masih didata
Baca juga: Bencana hidrometeorologi tewaskan 12 orang