Kupang (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Andris Koban menyebutkan adanya ancaman banjir yang tinggi di enam kecamatan di daerah itu.

"Dari pemetaan yang telah dilakukan, ancaman tinggi banjir terjadi di wilayah Kecamatan Nagawutung, sebagian Wulandoni, dan semua desa di Kecamatan Atadei, Lebatukan, Nubatukan, dan Omesuri," kata dia dari Lewoleba, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat, (9/2/2024).

Dari enam kecamatan itu, kata Andris, wilayah paling berisiko yakin Kecamatan Omesuri yang mana memiliki desa dengan risiko banjir tinggi, seperti Desa Hingalamengi, Meluwiting, Balauring, dan Lebewala.

Untuk wilayah dalam kota Lewoleba, BPBD mencatat 20 jalur banjir yang perlu diwaspadai.

Ia menjelaskan ancaman banjir di kabupaten itu berada di setiap alur sungai besar utama yang berhulu di wilayah perbukitan dengan radius penyangga antara 100 hingga 300 meter dari badan sungai.

Ancaman banjir yang terjadi di lintasan sungai utama di Kabupaten Lembata itu bersifat banjir bandang.

Oleh karena itu, katanya, ancaman banjir yang ada dapat berdampak pada manusia, wilayah pemukiman, sawah dan perkebunan, bangunan, fasilitas umum, serta jalan publik.

Upaya mitigasi yang telah dilakukan BPBD Kabupaten Lembata, dengan melakukan kegiatan bersih jalur banjir dan penanaman pohon yang melibatkan segenap unsur organisasi perangkat daerah dan masyarakat.

Dia menjelaskan pembersihan jalur banjir menjadi salah langkah antisipasi banjir karena Kabupaten Lembata saat ini sudah mulai memasuki musim hujan.

Jika jalur air sudah bersih, katanya, tidak ada penumpukan sampah yang dapat menghalangi air mengalir ketika terjadi hujan deras.

Baca juga: Flores Timur terapkan jam malam di lokasi bencana erupsi Lewotobi

Ia mengatakan penanaman pohon dilakukan sebagai bentuk upaya penghijauan kota dan mengurangi potensi bencana.

Baca juga: BMKG ingatkan warga NTT waspada bencana dampak hujan lebat

Baca juga: BPBD: Tiga desa di Kupang masuk zona seismik aktif

"Kami juga terus melakukan edukasi berupa imbauan kepada masyarakat," ucapnya.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024