Kupang (ANTARA News NTT) - Kapolda Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Raja Erizman menyatakan semua daerah di provinsi berbasis kepulauan itu memiliki potensi rawan konflik yang tinggi jelang dan saat pelaksaan Pemilu 2019 yang akan dilaksanakan pada 17 April mendatang.

"Kami anggap semua daerah di NTT ini berpotensi rawan akan konflik saat pemilu nanti," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin (4/2), ketika ditanya soal sistem pengamanan yang dilakukan Polda NTT menyambut pesta demokrasi lima tahunan itu.

Menurut jenderal polisi berbintang dua itu, pihaknya sudah memetakan daerah-daerah yang rawan terjadinya konflik jelang dan saat pelaksanaan Pemilu 2019 di NTT, sehingga meminta bantuan keamanan dari TNI untuk mem-back up-nya. .

Berkaca pada Pilkada 2018, Kapolda NTT optimistis seluruh petugas keamanan akan bekerja maksimal untuk menghindari terjadinya konflik apa pun di bumi Flobamora ini. "Ada sekitar 5.675 personel keamanan yang disiapkan untuk mengamankan Pemilu 2019 di NTT," ujarnya.

Ia menjelaskan pengamanan berbagai tahapan Pileg dan Pilpres 2019 itu tidak hanya melibatkan personel dari Polri saja, tetapi juga dari TNI yang jumlahnya 2/3 atau kurang lebih 6.000 personel dari jumlah personel seluruh anggota Polda NTT.

Mantan Kadiv Hukum Mabes Polri itu menambahkan untuk tahap pertama pihaknya akan lebih mengedepankan upaya-upaya deteksi dini serta preventif dengan harapan agar penyelenggaraan pesta demokrasi itu dapat berjalan dengan baik dan aman.

Baca juga: Kapolda: dua pertiga pasukan amankan pemilu 2019
Baca juga: Lantamal Kupang siagakan 500 personel amankan Pemilu 2019

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024