Kupang (ANTARA) - Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Kupang menjalankan program strategis nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman (Germas SAPA) pada tiga kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk tahun 2024.
Program yang dikoordinasikan oleh Balai POM di Kupang pada tiga kabupaten yakni Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, dan Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah.
"Tahun ini kita lakukan tiga kegiatan itu di tiga kabupaten yakni Nagekeo, Manggarai Timur, dan Sabu Raijua," kata Kepala Balai POM di Kupang Yoseph Nahak Klau, ketika dihubungi dari Kupang, Kamis, (16/5/2024).
Ia mengatakan kesadaran pangan aman mulai dibentuk melalui upaya pemberdayaan kepada masyarakat lewat komunitas pada tiga sasaran program itu, yakni desa, pasar, dan sekolah.
Program satu tahun itu pun telah berjalan, dimulai dari sosialisasi terhadap organisasi perangkat daerah dan pemangku kepentingan terkait, disesuaikan dengan jenis program.
Ia menjelaskan, dalam program itu, Balai POM di Kupang melakukan pemberdayaan masyarakat lewat pelatihan bagi para kader yang nanti dibentuk baik di desa, pasar, maupun sekolah sebagaimana sasaran dari masing-masing program.
Bagi para kader yang terbentuk di desa, ia mengatakan dapat melakukan pengawasan terhadap aktivitas pengolahan pangan masyarakat serta kios-kios milik warga.
Selanjutnya kader yang terbentuk di pasar akan melakukan pengawasan pangan yang beredar di pasar.
Sedangkan kader di sekolah nantinya terdiri dari guru, komite, dan anak-anak yang dilatih untuk melakukan pengawasan jajanan anak di sekolah.
"Jadi yang melakukan upaya sadar pangan aman itu bukan organisasi perangkat daerah, tapi kader yang kita bentuk dan kita latih itu," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan Balai POM di Kupang mendampingi setiap implementasi program tersebut. Pihaknya juga memfasilitasi alat tes yang akan digunakan dalam pengawasan oleh para kader nanti.
"Setelah pelaksanaan baru kita evaluasi dampaknya," kata dia.
Yoseph berharap kegiatan yang dilakukan pada desa dan sekolah terpilih itu menjadi model dan bisa direplikasi oleh pemerintah daerah ke desa-desa lainnya.
Baca juga: BPOM Kupang sedang proses izin edar empat sarana pangan
Implementasi kegiatan itu bisa didukung oleh dana desa.
Baca juga: BPOM NTT temukan 21sarana jual makanan kadaluarsa
"Nanti setiap kabupaten ini akan dievaluasi, dinilai, apakah sudah layak menjadi Kabupaten Pangan Aman," kata dia berharap.
Program yang dikoordinasikan oleh Balai POM di Kupang pada tiga kabupaten yakni Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, dan Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah.
"Tahun ini kita lakukan tiga kegiatan itu di tiga kabupaten yakni Nagekeo, Manggarai Timur, dan Sabu Raijua," kata Kepala Balai POM di Kupang Yoseph Nahak Klau, ketika dihubungi dari Kupang, Kamis, (16/5/2024).
Ia mengatakan kesadaran pangan aman mulai dibentuk melalui upaya pemberdayaan kepada masyarakat lewat komunitas pada tiga sasaran program itu, yakni desa, pasar, dan sekolah.
Program satu tahun itu pun telah berjalan, dimulai dari sosialisasi terhadap organisasi perangkat daerah dan pemangku kepentingan terkait, disesuaikan dengan jenis program.
Ia menjelaskan, dalam program itu, Balai POM di Kupang melakukan pemberdayaan masyarakat lewat pelatihan bagi para kader yang nanti dibentuk baik di desa, pasar, maupun sekolah sebagaimana sasaran dari masing-masing program.
Bagi para kader yang terbentuk di desa, ia mengatakan dapat melakukan pengawasan terhadap aktivitas pengolahan pangan masyarakat serta kios-kios milik warga.
Selanjutnya kader yang terbentuk di pasar akan melakukan pengawasan pangan yang beredar di pasar.
Sedangkan kader di sekolah nantinya terdiri dari guru, komite, dan anak-anak yang dilatih untuk melakukan pengawasan jajanan anak di sekolah.
"Jadi yang melakukan upaya sadar pangan aman itu bukan organisasi perangkat daerah, tapi kader yang kita bentuk dan kita latih itu," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan Balai POM di Kupang mendampingi setiap implementasi program tersebut. Pihaknya juga memfasilitasi alat tes yang akan digunakan dalam pengawasan oleh para kader nanti.
"Setelah pelaksanaan baru kita evaluasi dampaknya," kata dia.
Yoseph berharap kegiatan yang dilakukan pada desa dan sekolah terpilih itu menjadi model dan bisa direplikasi oleh pemerintah daerah ke desa-desa lainnya.
Baca juga: BPOM Kupang sedang proses izin edar empat sarana pangan
Implementasi kegiatan itu bisa didukung oleh dana desa.
Baca juga: BPOM NTT temukan 21sarana jual makanan kadaluarsa
"Nanti setiap kabupaten ini akan dievaluasi, dinilai, apakah sudah layak menjadi Kabupaten Pangan Aman," kata dia berharap.