Mbay (ANTARA) - Pemerintah Daerah (Pemda) Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengantisipasi dampak kekeringan yang berpotensi terjadi pada musim kemarau 2024 dengan pengadaan air bersih bagi masyarakat.
"Biasanya fokus di Kecamatan Aesesa Selatan ketika musim kering atau pancaroba," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Nagekeo Lukas Mere ditemui di Mbay, Ibu Kota Kabupaten Nagekeo, Kamis, (16/5/2024).
Ia menjelaskan pemerintah daerah melalui beberapa dinas terkait dan mitra pemerintah telah melakukan mitigasi penanggulangan dampak musim kemarau di daerah itu.
Ia menambahkan pemerintah daerah telah menyiapkan mobil tanki air milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial Nagekeo, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Nagekeo serta dibantu mobil tanki air dari mitra pemerintah untuk melakukan distribusi air bersih bagi masyarakat.
"Karena memang pelayanan air minum belum semua terlayani di kecamatan tertentu kekurangan air, kecamatan lainnya surplus air," katanya.
Ia menjelaskan distribusi air bersih setiap tahunnya dilakukan, terlebih di daerah yang memiliki potensi kekurangan air bersih yang tinggi seperti di Kecamatan Aesesa Selatan dan daerah lainnya di wilayah Pantai Utara Nagekeo.
"Karena lebih lama musim kering daripada musim hujan," ucapnya.
Ia menjelaskan sebagian besar desa memiliki bak penampungan air yang dibangun melalui berbagai program pemerintah maupun dana desa.
"Kami imbau setiap rumah tangga memiliki bak penampungan air, ini penting sehingga ketika butuh air, pemerintah bisa memasok ke bak air, baik secara umum dan pribadi, biasanya bak umum di kantor desa atau kepala dusun," katanya.
Ia meminta kepada warga maupun pemerintah desa agar segera melaporkan jika terjadi kekeringan berkepanjangan yang berdampak pada kekurangan air bersih.
"Selama ini yang kami lakukan lapor desa, dia akan melaporkan permohonan bantuan secara resmi dengan jumlah orang yang butuh sehingga drop air tepat sasaran," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Nagekeo Agustinus Pone mengatakan pemerintah mulai mengantisipasi dampak kekeringan yang berpotensi terjadi pada musim kemarau 2024.
"Saat ini dalam situasi cuaca ekstrem di mana berdampak terhadap kekeringan dan kelangkaan air bersih," katanya.
Ia menjelaskan telah melakukan identifikasi desa/kelurahan yang berpotensi mengalami kekeringan seperti di Kecamatan Nangaroro, Kecamatan Boawae, Kecamatan Aesesa Selatan dan Kecamatan Aesesa.
"Berkenaan dengan kelangkaan air bersih, kami akan mendistribusikan air di desa yang potensi kekeringan maksimal," katanya.
BPBD Kabupaten Nagekeo, kata dia, telah menyiapkan sejumlah bahan bakar minyak (BBM) dan air bersih untuk didistribusikan ke desa-desa terdampak musim kemarau.
"Bekerja sama dengan dinas sosial dan ini adalah program yang kami lakukan hampir di setiap tahun," katanya.
Untuk penyediaan air bersih, pihaknya bekerja sama dengan TNI dalam program TNI Manunggal Air Bersih dan akan membangun masing-masing dua sumur bor di tujuh kecamatan di daerah itu.
Untuk penyediaan air bersih, pihaknya bekerja sama dengan TNI dalam program TNI Manunggal Air Bersih dan akan membangun masing-masing dua sumur bor di tujuh kecamatan di daerah itu.
"Menyambut program ini kami sudah mengidentifikasi lokasi-lokasi yang menjadi sasaran," cakapnya.
Ia menambahkan lokasi pengeboran sumur disesuaikan berdasarkan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat yang merujuk pada desa yang memiliki angka stunting tinggi.
Baca juga: BPBD Nagekeo antisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau
Baca juga: BPBD TTS identifikasi wilayah yang berpotensi kekeringan
Baca juga: BPBD Nagekeo antisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau
Baca juga: BPBD TTS identifikasi wilayah yang berpotensi kekeringan
"Kami membuat pilihan dalam satu kecamatan ada kurang lebih dua titik sumur bor karena berdasarkan identifikasi masalah, yakni yang pertama berdampak kepada stunting serta masalah lain yang berdasarkan hasil kajian bersama BPBD dan mitra terkait ancaman kekeringan," katanya.*