Maumere (ANTARA) - Sebanyak dua sampel babi dari Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali telah dinyatakan positif African Swine Fever (ASF).
"Spesimen yang dikirim berupa organ dan darah, ada tiga sampel dari Kecamatan Wulanggitang dengan hasil dua positif dan satu negatif," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur drh Vianey Kiti Tokan ketika dihubungi dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Rabu.
Ia menjelaskan kematian babi di Flores Timur mulai tercatat sejak April dengan akumulasi sebanyak 24 ekor dan menyebar di Desa Boru Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Larantuka.
Jumlah kematian itu merupakan kasus yang dilaporkan, sedangkan banyak kasus kematian yang tidak dilaporkan atau babi sudah dipotong pada saat sakit.
Dengan adanya dua kasus positif ASF ini, pemerintah daerah pun lebih mengintensifkan pengawasan lalu lintas di beberapa titik masuk perbatasan.
Beberapa titik masuk perbatasan yang diawasi yakni Desa Boru dan Adabang di wilayah perbatasan antara Flores Timur dan Kabupaten Sikka, serta Larantuka dan Deri di Adonara.
Penjagaan dilakukan dengan mengecek fisik hewan dan dokumen hewan yang dilalulintaskan.
Selain penguatan pengawasan, Pejabat Otoritas Veteriner Kabupaten Flores Timur itu mengatakan edukasi pencegahan menjadi sangat penting saat ini karena belum ada obat atau vaksin untuk ASF.
Oleh karena itu, edukasi terus menerus diberikan agar peternak memperketat biosekuriti atau segala tindakan untuk mencegah babi tidak terpapar ASF.
"Kami juga telah memberikan bantuan disinfektan kepada peternak sebanyak satu ton," ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur sendiri telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak.
Baca juga: Pemda Nagekeo imbau warga perbatasan tak jual beli ternak babi
Kasus kesakitan atau kematian babi pun harus dilaporkan kepada petugas.
Selain itu setiap ternak babi atau produk asal babi yang didatangkan dari luar wilayah Flores Timur harus mendapatkan rekomendasi dari dinas teknis setempat.
Baca juga: Nagekeo perkuat pengawasan cegah ASF di empat wilayah
"Spesimen yang dikirim berupa organ dan darah, ada tiga sampel dari Kecamatan Wulanggitang dengan hasil dua positif dan satu negatif," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur drh Vianey Kiti Tokan ketika dihubungi dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Rabu.
Ia menjelaskan kematian babi di Flores Timur mulai tercatat sejak April dengan akumulasi sebanyak 24 ekor dan menyebar di Desa Boru Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Larantuka.
Jumlah kematian itu merupakan kasus yang dilaporkan, sedangkan banyak kasus kematian yang tidak dilaporkan atau babi sudah dipotong pada saat sakit.
Dengan adanya dua kasus positif ASF ini, pemerintah daerah pun lebih mengintensifkan pengawasan lalu lintas di beberapa titik masuk perbatasan.
Beberapa titik masuk perbatasan yang diawasi yakni Desa Boru dan Adabang di wilayah perbatasan antara Flores Timur dan Kabupaten Sikka, serta Larantuka dan Deri di Adonara.
Penjagaan dilakukan dengan mengecek fisik hewan dan dokumen hewan yang dilalulintaskan.
Selain penguatan pengawasan, Pejabat Otoritas Veteriner Kabupaten Flores Timur itu mengatakan edukasi pencegahan menjadi sangat penting saat ini karena belum ada obat atau vaksin untuk ASF.
Oleh karena itu, edukasi terus menerus diberikan agar peternak memperketat biosekuriti atau segala tindakan untuk mencegah babi tidak terpapar ASF.
"Kami juga telah memberikan bantuan disinfektan kepada peternak sebanyak satu ton," ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur sendiri telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak.
Baca juga: Pemda Nagekeo imbau warga perbatasan tak jual beli ternak babi
Kasus kesakitan atau kematian babi pun harus dilaporkan kepada petugas.
Selain itu setiap ternak babi atau produk asal babi yang didatangkan dari luar wilayah Flores Timur harus mendapatkan rekomendasi dari dinas teknis setempat.
Baca juga: Nagekeo perkuat pengawasan cegah ASF di empat wilayah