Kupang (ANTARA News NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akan membangun sebuah pelabuhan pangkal di Kupang untuk para nelayan dari luar yang menggunakan kapal Purse Seine agar hasil tangkapannya langsung dibongkar di pelabuhan tersebut.

"Pelabuhan pangkal ini penting agar kapal-kapal purse seine dari luar bisa membongkar hasil tangkapan di Kupang agar bisa memberikan keuntungan bagi NTT," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Ganef Wurgiyanto kepada Antara di Kupang, Selasa (12/2).

Kapal Purse Seine adalah jenis kapal yang dirancang secara khusus untuk menangkap ikan dengan menggunakan pukat cincin, sekaligus menampung, menyimpan, mendinginkan dan mengangkut hasil tangkapan.

Kapal Purse Seine dioperasikan untuk menangkap ikan jenis pelagis yang selalu bermigrasi dalam bentuk "schooling fish" seperti ikan layang, ikan selar, ikan tongkol dan cakalang.

Ganef mengatakan pihaknya akan mempersiapkan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Tenau Kupang sebagai pelabuhan pangkal untuk kapal-kapal jenis Purse Seine.

Ia mengakui bahwa kapal-kapal Purse Seine untuk menangkap pelagis besar di perairan selatan Pulau Timor, umumnya dari Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: NTT tidak peroleh kontribusi apapun dari kapal Purse Seine

"Selama ini NTT tidak pernah mendapatkan keuntungan apa pun, karena hasil tangkapan kapal Purse Seine itu langsung dibawa ke Bali dan NTB," katanya.

Padahal, kata Ganef, penangkapan mereka dalam skala besar, karena sekali tebar jaring bisa dapat lebih dari 50 ton ikan dan semuanya langsung dibawa ke daerah mereka.

Atas dasar itu, pemerintah provinsi akan menyiapkan sebuah pelabuhan pendaratan agar hasil perikanan yang ditangkap bisa memberikan keuntungan bagi NTT.

Selain pelabuhan pangkal, pemerintah daerah NTT juga akan menyiapkan tempat penampungan dan pendinginan ikan (cold storage) di sekitar Pelabuhan Tenau Kupang.

Baca juga: Kapal purse seine rugikan nelayan lokal
Baca juga: Nelayan Kupang resah dengan kapal "purse seine" dari Bali

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024