Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mendukung wacana penutupan sementara Taman Nasional Komodo oleh Balai Taman Nasional Komodo (TNK) demi kepentingan konservasi dan keberlanjutan.
 
"Karena ini bicara soal konservasi, kita mau TNK ini umur panjang atau tidak? Kalau mau kita harus jaga," kata Kepala Disparekrafbud Manggarai Barat Stefan Jemsifori di Labuan Bajo, Selasa, (16/7/2024).
 
Balai TNK dalam upaya keberlanjutan konservasi mewacanakan penutupan sementara kawasan TNK secara reguler yang bertujuan mengurangi tekanan dalam kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata serta menghidupkan destinasi wisata di luar kawasan TNK.
 
Rencana penutupan sementara kawasan TNK itu akan didahului kajian ilmiah daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap kawasan konservasi dan industri pariwisata.
 
Stefan Jemsifori menjelaskan dengan penutupan sementara itu akan berdampak positif pada penyebaran wisatawan yang dapat berkunjung ke destinasi di luar kawasan TNK dan dapat mengurangi tekanan di dalam kawasan TNK karena aktivitas wisata.
 
Menurut dia, destinasi di luar kawasan TNK dinilai tidak kalah menarik sebab menawarkan wisata alam dan bahari yang dapat dijual oleh pelaku pariwisata ke wisatawan nusantara dan mancanegara.
 
Ia merinci wisatawan dapat melakukan aktivitas wisata di perairan Pulau Kelor, perairan Manjarite, perairan Rangko dan menikmati wisata alam di Gua Rangko, Desa Wisata Wae Lolos, Air Terjun Cunca Wulang, Gua Batu Cermin, Puncak Waringin, ekowisata Ngalor Kalo di Lembor dan Daya Tarik Wisata (DTW) Bukit Porong.
 
"Dampak positifnya buat pemerintah daerah wisatawan akan menyebar ke luar kawasan, sehingga balance destinasi wisata super prioritas bisa dirasakan juga oleh desa-desa wisata," katanya.
 
Lebih lanjut ia juga meminta dukungan semua pihak agar secara kolektif mengembangkan destinasi di luar kawasan TNK sehingga semakin siap menerima wisatawan, terlebih potensi kenaikan kunjungan wisatawan karena penerbangan internasional yang akan dibuka pada September 2024.
 
"Semuanya harus duduk bersama baik dinas pariwisata, dinas pendapatan, dinas perhubungan, dinas komunikasi dan informasi, dinas perdagangan serta kementerian-lembaga," katanya.

Baca juga: Balai TNK imbau wisatawan tak terbangkan drone di Pulau Kalong
 
Sebelumnya, Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan kawasan konservasi Taman Nasional Komodo (TNK) dengan mengelola tingkat kunjungan wisatawan.

Baca juga: Balai TNK komitmen keberlanjutan kawasan konservasi
"Kesadaran itu ada di kami sebagai pengelola kawasan untuk mengendalikan kunjungan, salah satu langkah yang kami lakukan adalah menetapkan daya dukung dan daya tampung," kata Kepala Balai TNK Hendrikus Rani Siga.

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024