Kupang (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan warga untuk mewaspadai gempa tektonik lokal yang berpengaruh pada ketinggian letusan atau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki berpengaruh pada aktivitas gunung, sehingga perlu diwaspadai," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) P Hadi Wijaya dalam keterangan resmi yang diterima di Kupang, Senin, (2/9).

Berdasarkan hasil evaluasi pada periode 23-31 Agustus 2024, Badan Geologi mencatat ada sembilan kali gempa tektonik lokal dan 55 kali tektonik jauh.

Menurut Hadi, kedua jenis gempa itu mengalami sedikit kenaikan sehingga perlu diwaspadai. Apabila terjadi peningkatan tiba-tiba pada jumlah tektonik lokal, kata dia, akan berpengaruh pada tinggi letusan atau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki.

Secara visual Badan Geologi mencatat aktivitas vulkanik gunung tersebut mengalami sedikit kenaikan pada tinggi kolom erupsi, dari sebelumnya rata-rata 300 meter hingga 1.000 meter kini menjadi 500 meter hingga 1.000 meter.

Selain itu dari data pemantauan Insar periode 16-28 Agustus, tubuh gunung tersebut mengalami inflasi, yang kemungkinan masih ada tekanan dan menandakan adanya suplai ke magma ke permukaan dan potensi erupsi masih akan terjadi.

Badan Geologi masih mempertahankan tingkat aktivitas gunung itu pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Badan Geologi mencatat 165 kali gempa vulkanik Gunung Awu-Sangihe

Hadi tetap merekomendasikan masyarakat di sekitar gunung tersebut atau pengunjung dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi.

Baca juga: Badan Geologi: Gunakan masker hindari debu vulkanik Gunung Lewotobi

"Serta sektoral empat kilometer pada arah utara-timur laut dan lima kilometer  pada sektor timur laut," kata Hadi.






Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badan Geologi: Waspadai gempa lokal pengaruhi tinggi letusan Lewotobi

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024