Kupang (ANTARA News NTT) - Wahana Visi Indonesia (WVI) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual mengusung model pembelajaran yang bertumpu pada kekayaan dan kearifan lokal.
Education Team Leader WVI, Mega Indrawati kepada wartawan di Kupang, Senin (18/2) mengatakan sosialisasi dengan model pelajaran yang bertumpu pada kekayaan dan kearifan lokal dipandang mampu menjadi solusi alternatif untuk mempersiapkan generasi emas di Indonesia tahun 2045.
"Saat ini bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Wahana Visi Indonesia (WVI) sebagai organisasi fokus anak yang telah melakukan program pendidikan karakter kontekstual di 18 wilayah dampingan WVI," katanya.
Ia menambahkan WVI sendiri juga sudah meluncurkan buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual pada 22 Januari 2019 yang lalu.
Peluncuran tersebut mendapatkan tanggapan dan respons positif dari Kemedikbud, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP).
Kegiatan yang mulai dilakukan di Kupang pada Senin (18/2) itu menghadirkan kurang lebih 50 peserta pelatihan dari Kalimantan, Papua serta sejumlah daerah di NTT.
Baca juga: Kualitas pendidikan Sumba Tengah masih rendah
"Sebanyak 50 peserta mengikuti pelatihan untuk fasilitator ini menjadi langkah awal mengenalkan buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual dan untuk mendorong penggunaan buku tersebut sebagai referensi pelengkap pelaksanaan Kurikulum 2013," ujar dia.
Selain itu, melalui pelatihan itu, fasilitator dan pengiat pendidikan kontekstual diperlengkapi dengan pelatihan penyusunan "capacity building" untuk implementasi pendidikan karakter kontekstual di wilayah masing-masing.
Pelatihan untuk fasilitator dan pengiat pendidikan karakter kontekstual ini diadakan sebagai sebuah langkah pembaharuan untuk implementasi PPK yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental dan Nawacita pemerintah Indonesia saat ini," tutur dia.
Harapannya, melalui pelatihan ini, para fasilitator dan pengiat pendidikan karakter kontekstual siap menjadi garda terdepan dalam implementasi PPK di Indonesia.
Sementara itu Staf Ahli Menteri Bidang Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Arie Budiman di tempat yang sama mengapresiasi pelatihan yang dilakukan oleh WVI.
"Kami berharap agar pelatihan yang bermuatan pendidikan karakter itu semakin luas dan semakin efektif dan efisien untuk bisa diimplementasikan," ujar dia.
Apalagi di buku yang diluncurkan oleh WVI itu memiliki muatan kontekstual yang mampu menjadi referensi serta sumber praktek-praktek baik, untuk seluruh ekosistem pendidikan mulai dari guru, serta orang tua.
Baca juga: Telkom terapkan aplikasi pendidikan
Baca juga: GMIT cegah perdagangan orang lewat pendidikan umat
Education Team Leader WVI, Mega Indrawati kepada wartawan di Kupang, Senin (18/2) mengatakan sosialisasi dengan model pelajaran yang bertumpu pada kekayaan dan kearifan lokal dipandang mampu menjadi solusi alternatif untuk mempersiapkan generasi emas di Indonesia tahun 2045.
"Saat ini bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Wahana Visi Indonesia (WVI) sebagai organisasi fokus anak yang telah melakukan program pendidikan karakter kontekstual di 18 wilayah dampingan WVI," katanya.
Ia menambahkan WVI sendiri juga sudah meluncurkan buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual pada 22 Januari 2019 yang lalu.
Peluncuran tersebut mendapatkan tanggapan dan respons positif dari Kemedikbud, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP).
Kegiatan yang mulai dilakukan di Kupang pada Senin (18/2) itu menghadirkan kurang lebih 50 peserta pelatihan dari Kalimantan, Papua serta sejumlah daerah di NTT.
Baca juga: Kualitas pendidikan Sumba Tengah masih rendah
"Sebanyak 50 peserta mengikuti pelatihan untuk fasilitator ini menjadi langkah awal mengenalkan buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual dan untuk mendorong penggunaan buku tersebut sebagai referensi pelengkap pelaksanaan Kurikulum 2013," ujar dia.
Selain itu, melalui pelatihan itu, fasilitator dan pengiat pendidikan kontekstual diperlengkapi dengan pelatihan penyusunan "capacity building" untuk implementasi pendidikan karakter kontekstual di wilayah masing-masing.
Pelatihan untuk fasilitator dan pengiat pendidikan karakter kontekstual ini diadakan sebagai sebuah langkah pembaharuan untuk implementasi PPK yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental dan Nawacita pemerintah Indonesia saat ini," tutur dia.
Harapannya, melalui pelatihan ini, para fasilitator dan pengiat pendidikan karakter kontekstual siap menjadi garda terdepan dalam implementasi PPK di Indonesia.
Sementara itu Staf Ahli Menteri Bidang Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Arie Budiman di tempat yang sama mengapresiasi pelatihan yang dilakukan oleh WVI.
"Kami berharap agar pelatihan yang bermuatan pendidikan karakter itu semakin luas dan semakin efektif dan efisien untuk bisa diimplementasikan," ujar dia.
Apalagi di buku yang diluncurkan oleh WVI itu memiliki muatan kontekstual yang mampu menjadi referensi serta sumber praktek-praktek baik, untuk seluruh ekosistem pendidikan mulai dari guru, serta orang tua.
Baca juga: Telkom terapkan aplikasi pendidikan
Baca juga: GMIT cegah perdagangan orang lewat pendidikan umat