Kupang (ANTARA) - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang melaporkan bahwa seekor lumba-lumba bercak atau Stenella Attenuata mati dan terdampar di pesisir pantai Pariti Kabupaten Kupang, Provinsi NTT, Senin.
“Kami baru dapat laporan dari warga bahwa tadi ada seekor lumba-lumba yang kembali ditemukan di lokasi yang sama dalam kondisi sudah mati,” kata Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi di Kupang, Senin, (14/10).
Dia mengatakan bahwa dengan ditemukannya satu mamalia lumba-lumba itu maka kini sudah ada dua ekor lumba-lumba yang terdampar dan mati di daerah tersebut.
Sebelumnnya pada Kamis (10/10) lalu seekor mamalia Dugong mati dan terdampar dengan kondisi bagian ekor terkena gigitan.
Lalu di hari Jumat (11/10) seekor lumba-lumba terdampar dan berusaha diselamatkan oleh warga dan tim dari BKKPN, namun selalu kembali ke pesisir pantai dalam kondisi lemah.
Kondisi perairan yang sedang surut, serta berarus dan perairan yang keruh akibat substrat lumpur cukup menyulitkan masyarakat untuk membawa ke perairan terbuka yang lebih jernih dan tenang.
“Pada akhirnya mati dan akhirnya dikubur,” ujar dia.
Sementara itu untuk lumba-lumba yang baru ditemukan warga siang tadi, ujar dia saat ini sudah dikubur karena sudah mengalami pembusukan saat ditemukan warga mengapung di perairan sekitar pantai Pariti, Kabupaten Kupang.
Kondisi dari mamalia tersebut, ujar dia, sebagian badannya sudah putih dan kulit mengelupas, dan sudah ditandai dengan kode 3-4.
Dia mengatakan proses penguburan dilakukan secara mandiri oleh warga sekitar, karena sebelumnya mereka sudah berpengalaman dengan menguburkan lumba-lumba yang sebelumnya.
Baca juga: KKP tangani mamalia laut terdampar di Laut Sawu
Baca juga: Bangkai lumba-lumba pemintal yang terdampar di Kupang sudah dikuburkan
“Masyarakat juga sudah mulai sadar, sehingga mereka langsung menguburkannya,” kata dia.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Seekor lumba-lumba bercak mati dan terdampar di Kupang
“Kami baru dapat laporan dari warga bahwa tadi ada seekor lumba-lumba yang kembali ditemukan di lokasi yang sama dalam kondisi sudah mati,” kata Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi di Kupang, Senin, (14/10).
Dia mengatakan bahwa dengan ditemukannya satu mamalia lumba-lumba itu maka kini sudah ada dua ekor lumba-lumba yang terdampar dan mati di daerah tersebut.
Sebelumnnya pada Kamis (10/10) lalu seekor mamalia Dugong mati dan terdampar dengan kondisi bagian ekor terkena gigitan.
Lalu di hari Jumat (11/10) seekor lumba-lumba terdampar dan berusaha diselamatkan oleh warga dan tim dari BKKPN, namun selalu kembali ke pesisir pantai dalam kondisi lemah.
Kondisi perairan yang sedang surut, serta berarus dan perairan yang keruh akibat substrat lumpur cukup menyulitkan masyarakat untuk membawa ke perairan terbuka yang lebih jernih dan tenang.
“Pada akhirnya mati dan akhirnya dikubur,” ujar dia.
Sementara itu untuk lumba-lumba yang baru ditemukan warga siang tadi, ujar dia saat ini sudah dikubur karena sudah mengalami pembusukan saat ditemukan warga mengapung di perairan sekitar pantai Pariti, Kabupaten Kupang.
Kondisi dari mamalia tersebut, ujar dia, sebagian badannya sudah putih dan kulit mengelupas, dan sudah ditandai dengan kode 3-4.
Dia mengatakan proses penguburan dilakukan secara mandiri oleh warga sekitar, karena sebelumnya mereka sudah berpengalaman dengan menguburkan lumba-lumba yang sebelumnya.
Baca juga: KKP tangani mamalia laut terdampar di Laut Sawu
Baca juga: Bangkai lumba-lumba pemintal yang terdampar di Kupang sudah dikuburkan
“Masyarakat juga sudah mulai sadar, sehingga mereka langsung menguburkannya,” kata dia.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Seekor lumba-lumba bercak mati dan terdampar di Kupang