Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) meluncurkan inovasi dan dashboard padu padan data kemiskinan, Papadanke, sebagai upaya dalam mendorong perbaikan penyasaran program penanganan kemiskinan ekstrem di provinsi itu.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi NTT Alfonsus Theodorus saat peluncuran Papadanke di Kota Kupang, Selasa, (12/11).mengatakan inovasi itu dapat dicek melalui website https://bapperida.nttprov.go.id/papadanke/index.html.
"Papadanke merupakan inovasi padu padan data by name by address penduduk miskin dan miskin ekstrem di dalam data P3KE," katanya.
Dia menjelaskan Papadanke merupakan tim, dibentuk oleh Bapperida NTT selaku Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) sejak 2024.
Tugas tim ini adalah melakukan padu padan data Penyasaran Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dalam upaya mendukung efektivitas program penanggulangan kemiskinan daerah.
Hasil dari padu padan tersebut, lanjutnya, digunakan sebagai basis dalam menyusun policy brief perbaikan penyasaran program penurunan kemiskinan yang telah dipresentasikan kepada perangkat daerah pemangku program terkait dalam lokakarya pada 31 Oktober 2024 di Kota Kupang.
Policy brief tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi antara lain perlunya penyusunan panduan umum untuk tiap perangkat daerah terkait penyasaran program kegiatan penanggulangan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem yang memanfaatkan data P3KE, sehingga dapat diintegrasikan dalam kebijakan di tingkat provinsi.
Untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut, Bapperida NTT kemudian mengembangkan Papadanke yang menampilkan hasil padu padan data yang sudah dilakukan. Papadanke dapat diakses oleh seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTT dan diharapkan bisa menjadi basis perencanaan dan penganggaran program pengentasan kemiskinan yang lebih tepat sasaran maupun untuk melakukan evaluasi dan monitoring atas program yang sudah berjalan.
“Sepanjang tahun 2024 Bapperida NTT melalui tim Papadanke telah mengadakan berbagai pelatihan, lokakarya, maupun melakukan analisis yang menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, termasuk perlunya platform satu data untuk dapat menyajikan hasil pemadanan data P3KE, serta dimanfaatkan dalam berbagi pakai data antar-lembaga," ujar dia.
Hal ini dilakukan bersama organisasi perangkat daerah terkait yang mengelola Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) di NTT dan difasilitasi oleh Program USAID ERAT.
Baca juga: Mabar: 1.000 pekerja rentan terima iuran jamsos ketenagakerjaan
"Dengan adanya inovasi dan platfrom Papadanke diharapkan berbagai strategi penurunan angka kemiskinan dapat terakselerasi dengan baik, sehingga manfaat program penanggulangan kemiskinan di NTT dapat tepat sasaran dan berkelanjutan,” katanya.
Baca juga: Belu fokus penanganan 35.000 jiwa warga kemiskinan ekstrem
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi NTT Alfonsus Theodorus saat peluncuran Papadanke di Kota Kupang, Selasa, (12/11).mengatakan inovasi itu dapat dicek melalui website https://bapperida.nttprov.go.id/papadanke/index.html.
"Papadanke merupakan inovasi padu padan data by name by address penduduk miskin dan miskin ekstrem di dalam data P3KE," katanya.
Dia menjelaskan Papadanke merupakan tim, dibentuk oleh Bapperida NTT selaku Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) sejak 2024.
Tugas tim ini adalah melakukan padu padan data Penyasaran Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dalam upaya mendukung efektivitas program penanggulangan kemiskinan daerah.
Hasil dari padu padan tersebut, lanjutnya, digunakan sebagai basis dalam menyusun policy brief perbaikan penyasaran program penurunan kemiskinan yang telah dipresentasikan kepada perangkat daerah pemangku program terkait dalam lokakarya pada 31 Oktober 2024 di Kota Kupang.
Policy brief tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi antara lain perlunya penyusunan panduan umum untuk tiap perangkat daerah terkait penyasaran program kegiatan penanggulangan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem yang memanfaatkan data P3KE, sehingga dapat diintegrasikan dalam kebijakan di tingkat provinsi.
Untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut, Bapperida NTT kemudian mengembangkan Papadanke yang menampilkan hasil padu padan data yang sudah dilakukan. Papadanke dapat diakses oleh seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTT dan diharapkan bisa menjadi basis perencanaan dan penganggaran program pengentasan kemiskinan yang lebih tepat sasaran maupun untuk melakukan evaluasi dan monitoring atas program yang sudah berjalan.
“Sepanjang tahun 2024 Bapperida NTT melalui tim Papadanke telah mengadakan berbagai pelatihan, lokakarya, maupun melakukan analisis yang menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, termasuk perlunya platform satu data untuk dapat menyajikan hasil pemadanan data P3KE, serta dimanfaatkan dalam berbagi pakai data antar-lembaga," ujar dia.
Hal ini dilakukan bersama organisasi perangkat daerah terkait yang mengelola Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) di NTT dan difasilitasi oleh Program USAID ERAT.
Baca juga: Mabar: 1.000 pekerja rentan terima iuran jamsos ketenagakerjaan
"Dengan adanya inovasi dan platfrom Papadanke diharapkan berbagai strategi penurunan angka kemiskinan dapat terakselerasi dengan baik, sehingga manfaat program penanggulangan kemiskinan di NTT dapat tepat sasaran dan berkelanjutan,” katanya.
Baca juga: Belu fokus penanganan 35.000 jiwa warga kemiskinan ekstrem