Kupang (ANTARA) -
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur Andriko Noto Susanto mengharapkan agar pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dapat memanfaatkan sumber daya pangan lokal yang ada di daerah itu untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kita sebenarnya memiliki sumber pangan bukan hanya beras kita punya sumber pangan yang lain selain beras ada jagung, sorgum, ubi kayu juga yang lain," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Minggu, (1/12).
Hal ini disampaikannya usai memanen padi di Kabupaten Timor Tengah Selatan saat melakukan kunjungan kerja ke daerah itu.
Dia mengatakan bahwa pangan lokal yang ada, harus dikuatkan karena kalau pangannya hanya dominan beras nanti kekuatan untuk membangun pangan menjadi terbatas.
Oleh karena itu, dengan potensi pangan lokal yang dimiliki, dapat dilakukan diversifikasi pangan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan di dalam produksi pangan sekaligus mewujudkan swasembada pangan.
"Pak Presiden Prabowo di dalam Asta Cita menjadikan mandiri pangan sebagai tujuan dan menargetkan dua tahun ke depan kita sudah bisa swasembada pangan dan ini harus didukung dengan baik oleh Bupati dan semua kepala daerah se NTT beserta jajaran termasuk DPRD dan para pelaku usaha,” tegasnya.
Andriko juga mengapresiasi langkah pemerintah TTS dalam membuat kebijakan cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) untuk dapat mengantisipasi apabila suatu waktu terjadi bencana seperti banjir dan lainnya.
“Saya senang karena Pak Bupati menginisiasi setiap kecamatan memiliki lumbung pangan. Seperti kemarin kejadian di Lewotobi tiba-tiba ada erupsi gunung berapi, dan salah satu yang dibutuhkan pertama adalah pangan sehingga selain lumbung pangan masyarakat itu juga harus ada yang namanya CPPD sehingga kita dapat memanfaatkan cadangan pangan yang telah disediakan di masing-masing wilayah dalam kabupaten dalam menghadapi situasi-situasi bencana,” ujar Andriko.
Penjabat Bupati TTS, Seperius Edison Sipa dalam laporannya menyampaikan bahwa lahan pertanian di kabupaten TTS memiliki jenis lahan basah sebesar 10,339 hektare (ha) dengan lahan fungsional sebesar 7.540 ha sisa 2.799 ha, sedangkan lahan kering dengan lahan potensi sebesar 207,528 ha dengan lahan Fungsional 147.390 ha sisa 60.138 ha dengan total keseluruhan potensial lahan basah dan lahan kering 217,867 ha dengan total fungsional lahan basah dan kering sebesar 154,930 ha dengan sisa 62,937 ha.
Terkait modal usaha untuk para petani di kawasan persawahan Bena, Pemkab TTS terus mendorong kelompok tani/petani padi di persawahan Desa Bena untuk memanfaatkan kredit mikro merdeka dari Bank NTT untuk mendukung pembiayaan pertanian.
“Terkait menjaga stabilitas harga jual beras petani dan penyerapan beras petani, Pemkab TTS juga telah melakukan komunikasi dengan Perum Bulog wilayah TTS terkait pembelian beras petani untuk kualitas beras medium dan premium dengan harga sesuai peraturan Badan Pangan Nasional yakni Rp11.000/kg hingga Rp12.000/kg," tambah dia.
Baca juga: Pj. Gubernur NTT beri makan berigizi kepada 200 anak asuh
Baca juga: Pj Gubernur NTT pastikan wisatawan terdampak erupsi telah dievakuasi
Selain itu, pemerintah daerah juga mendukung dan mendorong upaya teknis peningkatan mutu beras petani, khususnya di persawahan Bena dengan target produksi beras dengan membuat branddit beras " NONA BENA" yang bila tidak terkendala beberapa minggu ke depan sudah bisa di launching penyaluran/penjualannya
PJ. Gubernur harapkan Pemda TTS manfaatkan pangan lokal untuk program MBG
Pj Gubernur NTT Andriko Noto Susanto saat berkunjung ke Kabupaten TTS. ANTARA/Ho-Humas Pemprov NTT