Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II EL Tari Kupang melaporkan bahwa sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur sudah memasuki awal musim hujan yang dimulai sejak akhir November dan awal bulan Desember 2024.
"Terpantau adanya gangguan tropis yang berpotensi tumbuh menjadi bibit siklon tropis di wilayah Laut Timor sebelah selatan Maluku Barat Daya," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek Kupang, Jumat.
Dia menjelaskan bahwa sirkulasi siklonik terpantau di lapisan permukaan hingga menengah (700 hPa) namun sirkulasi tersebut masih terpantau melebar.
Sementara itu, beberapa kondisi lingkungan di sekitar wilayah gangguan tropis yang dapat mendukung pertumbuhannya yaitu aktifnya Monsun Asia, Gelombang Atmosfir Equatorial Rossby dan Madden Julian Oscillation (MJO).
"Kelembaban udara yang cukup basah hingga lapisan menengah, dan suhu muka laut yang cukup hangat. Akibat dari kondisi tersebut dapat menyebabkan wilayah NTT berpotensi terjadi hujan sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat dalam sepekan ke depan," ujar dia.
Dia menjelaskan bahwa potensi dalam 48 -72 jam ke depan sistem gangguan tropis tersebut bergerak perlahan ke arah Barat Daya menjauhi wilayah Indonesia.
Sehingga mengakibatkan potensi gangguan tropis menjadi siklon tropis dalam 24 - 72 jam ke depan adalah Rendah.
"Dari potensi Tropical Cyclone Genesis tersebut menunjukkan kecepatan angin maksimum diprediksi dapat terjadi pada tanggal 9-10 Desember 2024 dengan kecepatan mencapai 25 knot (46 km/jam) di wilayah bagian Selatan NTT," ujar dia.
Karena itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat di NTT untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di hampir seluruh wilayah Kota dan Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Masyarakat juga diimbau agar tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, dan sambaran petir.
Baca juga: Polisi dan TNI pindahkan pohon tumbang akibat angin kencang
Baca juga: BMKG sebut Fenomena Haze akibatkan udara di Labuan Bajo terlihat kabur
Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat bahkan ekstrim yang terjadi dalam durasi yang panjang.