Kupang (ANTARA) - Deputi Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Leontinus Alpha Edison mengapresiasi pelaksanaan dialog terbuka Berdaya Bersama Kupang yang digelar di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kebijakan yang efektif hanya bisa lahir dari pemahaman mendalam atas aspirasi dan tantangan nyata yang dihadapi masyarakat di lapangan," kata Leontinus saat mengomentari pelaksanaan dialog terbuka Berdaya Bersama Kupang di Kupang, Selasa.
Ia menyebut dialog yang mempertemukan Kemenko PM dengan ratusan pelaku ekonomi kreatif, gig workers, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta tokoh komunitas dan lintas agama itu merupakan fondasi utama kebijakan ekonomi kerakyatan yang inklusif.
Menurut dia, pemerintah sebagai penyelenggara negara tidak bisa merumuskan kebijakan dari menara gading.
Mantan Founder Tokopedia itu mengatakan setiap kelompok, mulai dari pelaku UMKM di desa, pekerja kreatif di kota, hingga tokoh komunitas, memiliki aspirasi dan tantangan unik.
"Tugas kami sebagai penyelenggara negara adalah mendengar, memahami, dan menerjemahkannya menjadi program yang relevan dan solutif," tambah dia.
Leontinus menjadikan acara di Kupang sebagai contoh nyata bagaimana dialog menjadi jembatan antara pemerintah dan warga.
Kegiatan yang melibatkan lebih dari seribu peserta dari berbagai latar belakang tersebut, menurutnya, adalah manifestasi komitmen pemerintah untuk tidak hanya berbicara kepada masyarakat, tetapi berbicara bersama masyarakat.
Wakil Wali Kota Kupang Serena Cosgrova Francis ditemui usai memberikan sambutan, mengapresiasi kehadiran Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat melalui Deputi beserta jajaran yang membawa sejumlah agenda penting, mulai dari temu koordinasi, peresmian Gedung GMIT Center, hingga dialog interaktif dengan pelaku usaha.
Menurutnya, rangkaian kegiatan ini merupakan anugerah sekaligus kesempatan berharga bagi Kota Kupang untuk memperkuat kapasitas, daya saing, dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku UMKM dan ekonomi kreatif.
Serena menekankan pentingnya program Perintis Berdaya yang diinisiasi Kemenko PM, khususnya Berdaya Bersama. Program tersebut dinilai sangat relevan dengan kebutuhan pelaku usaha lokal karena menghadirkan model pelatihan dan pendampingan yang terstandarisasi, kolaboratif, dan berkelanjutan.
“Program ini membuka jalan bagi wirausahawan lokal untuk berkembang lebih cepat,” ujarnya.
Rangkaian Berdaya Bersama Kupang diawali dengan workshop kewirausahaan yang diikuti ratusan peserta dari kalangan pelaku UMKM, pekerja kreatif, dan freelancer digital.
Workshop ini dibuka dengan menghadirkan sesi pengenalan ekosistem bisnis kreatif yang berkelanjutan. Setelah itu, peserta diajak mendengar kisah inspiratif dari Local Champion NTT yang berbagi pengalaman tentang keberlanjutan usaha berbasis inovasi lokal.