Kupang (ANTARA) - Bendungan Rotiklot di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan dijadikan sebagai lokasi wisata baru bagi masyarakat di perbatasan RI-Timor Leste.

"Kami yakin, Bendungan Rotiklot yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (20/05/) akan menjadi sebuah objek wisata yang menarik di perbatasan NTT-Timor Leste," kata Kepala Satuan Kerja Balai WIlayah Sungai II Fery Moun Hepy kepada Antara di Bendungan Rotiklot di Desa Fatuketi, Kabupaten Belu, NTT, Minggu (19/5).

Bendungan Rotiklot adalah satu dari tujuh bendungan di NTT yang menjadi salah satu program pembangunan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakilnya Jusuf Kalla (JK) untuk meningkatkan ketahanan pangan di provinsi berbasis kepulauan ini.

Jarak tempuh dari Kota Atambua, ibu kota Kabupaten Belu menuju ke Bendungan Rotiklot sendiri mencapai kurang lebih delapan kilometer.

Fery menjelaskan bahwa lokasi Bendungan Rotiklot yang sangat strategis hendaknya bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Belu untuk mengembangkan kawasan itu sebagai objek wisata baru.

Baca juga: 20 Mei, Presiden Jokowi ke perbatasan RI-Timor Leste

"Jika dilihat dari ketinggian, bendungan itu sangat indah. Nah ada beberapa spot yang bisa digunakan untuk menyaksikan bendungan ini dari ketinggian," ujar Fery.

Untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai kawasan wisata, lanjutnya, Dinas Pariwisata Kabupaten Belu bisa berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai NTT II untuk mendesainnya menjadi sebuah kawasan yang memikat minat wisatawan.

Ia mengatakan proses pengawasan terhadap bendungan tersebut tetap ada pada kewenangan Balai Wilayah Sungai, namun tetap saja ada satuan khusus yang mengawasi bendungan itu agar tidak rusak.

Bendungan itu akan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Senin (20/5) . Sebelumnya pada Januari 2018 lalu Presiden Jokowi juga sudah meresmikan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, NTT.

Baca juga: Presiden ke Atambua resmikan Bendungan Rotiklot
Baca juga: Bendungan Rotiklot suplai 40 liter/detik untuk Atambua

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024