Kupang (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari International Fund for Agricultural Development (IFAD), Dr James Adam MBA mengatakan dalam hitungan ekonomi, target laba Bank Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) sebesar Rp500 miliar per tahun bisa tercapai.

"Berkaitan dengan target laba Rp500 miliar bagi Bank NTT, dalam hitungan ekonomi bisa saja tercapai, namun harus membutuhkan kerja sama dan kerja keras berbagai elemen, bukan cuma manajemen Bank NTT sendiri," kata James Adam kepada ANTARA di Kupang, Kamis (4/7).

Para pemegang saham bank milik pemerintah NTT itu telah menyepakati target laba Bank NTT di tahun buku 2019 yaitu Rp500 miliar. Target tersebut dipandang sebagai sesuatu yang wajar dalam dunia perbankan.

Menurut James Adam, jika hanya Bank NTT sendiri yang bekerja, maka sulit untuk mencapai target sebesar itu. Karena itu, semua nasabah dan calon nasabah harus sama-sama termotivasi untuk membangun Bank NTT. Selain itu, program khusus bidang perbankan perlu dibuat untuk bisa mendapat modal kerja yang besar dan meningkatkan jumlah nasabah.

"Jika tidak demikian, maka target laba sebesar Rp500 miliar itu hanyalah satu bentuk angka nominal dalam mimpi-mimpi indah saja," kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Artha Wacana Kupang itu.

Baca juga: Gidion: Butuh orang profesional kelola Bank NTT
Baca juga: ATM Bank NTT tak berisi uang, nasabah kecewa berat

Sementara itu Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusra, Rochman Pamungkas mengatakan target Bank NTT untuk mencapai laba Rp500 milliar harus dilakukan dengan meningkatkan kredit secara agresif.

Target laba sebesar Rp500 milliar dapat tercapai dengan ketentuan, bank harus melakukan ekspansi dalam bentuk kredit dengan suku bunga yang cukup tinggi, dibanding pilihan alternatif lain seperti deposito dan giro.

Bank NTT harus mampu mencapai kenaikan pertumbuhan kredit dari sebesar 7 persen menjadi 12,67 persen. Namun proses penyaluran kredit harus dilakukan hati-hati agar tidak menjadi beresiko kredit bermasalah.

OJK NTT, kata dia, tetap memantau arah pertumbuhan kredit, dan meminta Bank NTT agar dalam melakukan ekspansi kredit, tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan mengelola risiko. Gedung Bank NTT di Jalan WJ Lalamentik Kupang. (ANTARA FOTO/Ist)

 

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024