Kupang (ANTARA News NTT) - Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora mengatakan Bank Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) membutuhkan orang yang profesional dalam mengelolanya agar kelak menjadi bank yang hebat dan mandiri dalam melayani kebutuhan masyarakat.
"Kita tidak butuh orang dalam atau orang luar, yang penting dia profesional dalam mengelola bank milik pemerintah Provinsi NTT itu," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa (11/12).
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar calon direksi Bank NTT, dan pandangannya tentang calon direksi yang bakal duduk di bank tersebut.
Calon direksi Bank NTT, kemungkinan besar orang dari luar Bank NTT yang selama ini lebih banyak berkiprah di bank swasta, dan dinilai profesional dalam mengelola bank tersebut.
Sampai sejauh ini, Komite Renumerasi dan Nominasi (KRN) Bank NTT sudah menjaring sekitar 12 orang sebagai calon direksi Bank NTT sejak pendaftaran dibuka pada 3-8 Desember 2018. Dari nama-nama yang melamar, sejumlah nama berasal dari luar Bank NTT.
Menurut Gidion, tidak ingin membuat perbandingan antara calon dari dalam dan luar Bank NTT, karena yang dibutuhkan saat ini adalah orang yang benar-benar profesional dalam mengelola bank.
Baca juga: 12 orang jadi calon direksi Bank NTT
"Kalau tahun 2019, target laba bersih tidak mencapai 500 miliar harus dievaluasi, bila perlu diberhentikan," katanya menegaskan.
Selain itu, selama ini bisnis Bank NTT hanya mengandalkan kredit konsumtif, terutama dari kalangan aparatur sipil negara (ASN).
"Ke depan, kita harapkan bank ini mengutamakan kredit produktif sebagai sumber utama perolehan laba dan itu sesuai dengan rencana bisnis Bank NTT," katanya menambahkan.
Komite Renumerasi dan Nominasi (KRN) Bank Nusa Tenggara Timur (Bank NTT), mencatat, sudah ada 12 orang yang melamar untuk menjadi calon direksi bank milik pemerintah dan rakyat daerah itu.
"Kami sudah membuka pendaftaran mulai 3-8 Desember. Saat ini sudah 12 calon yang melamar," kata Ketua Komite Renumerasi dan Nominasi (KRN) Bank NTT, Aloysius Sukardan.
Baca juga: Kontribusi Bank NTT terhadap PAD mencapai Rp66 miliar
"Kita tidak butuh orang dalam atau orang luar, yang penting dia profesional dalam mengelola bank milik pemerintah Provinsi NTT itu," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa (11/12).
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar calon direksi Bank NTT, dan pandangannya tentang calon direksi yang bakal duduk di bank tersebut.
Calon direksi Bank NTT, kemungkinan besar orang dari luar Bank NTT yang selama ini lebih banyak berkiprah di bank swasta, dan dinilai profesional dalam mengelola bank tersebut.
Sampai sejauh ini, Komite Renumerasi dan Nominasi (KRN) Bank NTT sudah menjaring sekitar 12 orang sebagai calon direksi Bank NTT sejak pendaftaran dibuka pada 3-8 Desember 2018. Dari nama-nama yang melamar, sejumlah nama berasal dari luar Bank NTT.
Menurut Gidion, tidak ingin membuat perbandingan antara calon dari dalam dan luar Bank NTT, karena yang dibutuhkan saat ini adalah orang yang benar-benar profesional dalam mengelola bank.
Baca juga: 12 orang jadi calon direksi Bank NTT
"Kalau tahun 2019, target laba bersih tidak mencapai 500 miliar harus dievaluasi, bila perlu diberhentikan," katanya menegaskan.
Selain itu, selama ini bisnis Bank NTT hanya mengandalkan kredit konsumtif, terutama dari kalangan aparatur sipil negara (ASN).
"Ke depan, kita harapkan bank ini mengutamakan kredit produktif sebagai sumber utama perolehan laba dan itu sesuai dengan rencana bisnis Bank NTT," katanya menambahkan.
Komite Renumerasi dan Nominasi (KRN) Bank Nusa Tenggara Timur (Bank NTT), mencatat, sudah ada 12 orang yang melamar untuk menjadi calon direksi bank milik pemerintah dan rakyat daerah itu.
"Kami sudah membuka pendaftaran mulai 3-8 Desember. Saat ini sudah 12 calon yang melamar," kata Ketua Komite Renumerasi dan Nominasi (KRN) Bank NTT, Aloysius Sukardan.
Baca juga: Kontribusi Bank NTT terhadap PAD mencapai Rp66 miliar