Kupang (ANTARA) - Warga Desa Maritaing di Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur telah menghibahkan lahan seluas 10 hektare untuk rencana pembangunan pelabuhan internasional Maritaing yang berbatasan langsung dengan wilayah laut negara Timor Leste itu.

"Dokumen penyerahan lahan dari Raja Kolana Maritaing kepada Pemkab Alor sudah direalisasikan dalam bentuk sertifikat tanah," kata Kepala Bidang Perbatasan Antarnegara Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) NTT Clementino C Branco di Kupang, Jumat (5/7).

Ia mengatakan masyarakat setempat sangat mengharapkan agar pembangunan pelabuhan internasional itu secepatnya dilaksanakan atau paling lambat mulai 2020, karena mereka sudah menghibahkan lahan.

Clementino mengatakan dari sisi kelengkapan administrasi, seperti dokumen tata ruang pelabuhan internasional tersebut juga sudah disiapkan pemerintah Kabupaten Alor. "Kita berharap segera diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang percepatan pembangunan pelabuhan internasional ini," katanya.

Ia menambahkan, setelah Inpres terbit akan diteruskan pada pengurusan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). "Pemerintah negara Timor Leste juga sudah menyetujui pembukaan rute pelayaran feri Maritaing-Dili, PP," katanya.

Secara terpisah, Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara, BNPP, Robert Simbolon mengatakan pemerintah menargetkan pembangunan pelabuhan internasional Maritaing mulai awal 2020.

"Kita sedang menyusun rencana kerja, paling lambat awal 2020 sudah mulai dibangun pelabuhan internasional Maritaing, dan pada Agustus 2019, diharapkan sudah mulai dilakukan survey lapangan," kata mantan penjabat Gubernur NTT itu kepada wartawan di Kupang, Kamis (4/7/).

Baca juga: Pelabuhan internasional akan dibangun di Maritaing pada 2020
Baca juga: Amon harapkan penyebarangan Maritaing-Dili segera terwujud

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024