Kupang (ANTARA) - Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, BMKG Ota Welly Jenni Thalo mengatakan gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini, dipicu oleh pola angin di wilayah ekuator.
"Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4-20 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 4-25 knot," kata Ota Welly Jenni Thalo di Kupang, Jumat (12/7).
Menurut dia, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Bengkulu-Enggano, perairan barat Lampung, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa Barat, Perairan Merauke dan Laut Arafuru.
Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut, katanya.
Baca juga: Waspadai gelombang tinggi di perairan NTT
Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi di NTT akibat Swell
Berdasarkan prakiraan BMKG, tinggi gelombang 1,25-2,50 meter berpeluang terjadi di Selat Wetar, Selat Sape bagian selatan.
Sementara tinggi gelombang 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Selat Sumba, Laut Sawu, perairan selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia selatan NTT, perairan selatan Kupang-Pulau Rote, laut Timor selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia berharap agar operator dan nelayan dapat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.
Untuk perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), kapal Tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).
Kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 12 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter).
Dia juga meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
"Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4-20 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 4-25 knot," kata Ota Welly Jenni Thalo di Kupang, Jumat (12/7).
Menurut dia, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Bengkulu-Enggano, perairan barat Lampung, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa Barat, Perairan Merauke dan Laut Arafuru.
Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut, katanya.
Baca juga: Waspadai gelombang tinggi di perairan NTT
Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi di NTT akibat Swell
Berdasarkan prakiraan BMKG, tinggi gelombang 1,25-2,50 meter berpeluang terjadi di Selat Wetar, Selat Sape bagian selatan.
Sementara tinggi gelombang 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Selat Sumba, Laut Sawu, perairan selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia selatan NTT, perairan selatan Kupang-Pulau Rote, laut Timor selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia berharap agar operator dan nelayan dapat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.
Untuk perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), kapal Tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).
Kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 12 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter).
Dia juga meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.