Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr Karolus Kopong Medan M.Hum mengatakan kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di provinsi setempat mencerminkan keberagaman dengan penunjukan Emelia Nomleni sebagai Ketua DPD PDIP NTT menggantikan Frans Lebu Raya.
"Ditunjuknya Emelia Nomleni sebagai nahkoda baru di tubuh DPD PDIP NTT ini mencerminkan keberagaman kepemimpinan dalam dinamika partai politik di NTT meskipun ini merupakan dinamikan politik yang langka," katanya kepada ANTARA di Kupang, Selasa (30/7).
Ia mengemukakan hal itu terkait pergantian kepemimpinan partai politik PDIP NTT dengan ditunjukan Emelia Nomleni sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) menggantikan Frans Lebu Raya yang diumumkan dalam Konferensi Daerah (Konferda) di Kota Kupang beberapa waktu lalu.
Kopong Medan mengatakan, kehadiran Emelia Nomleni sebagai nahkoda baru menunjukkan keberagaman kepemimpinan partai politik dalam arti yang lebih luas termasuk dari sisi gender atau jenis kelamin.
Meskipun, harus diakui bahwa hal ini merupakan sebuah fenomena langkah dalam dinamika perpolitikan di NTT. "Ini juga sebuah kebanggaan tersendiri ketika seorang perempuan tampil menakhodai partai politik sebesar PDIP ini," katanya.
Baca juga: Perlu penyegaran kepemimpinan PDIP di NTT
Ia mengatakan, kehadiran Emelia Nomleni sekaligus mengikis pandangan subordinasi bahwa perempuan adalah golongan lemah dan kaum laki-lakilah yang lebih pantas menjadi pemimpin.
Menurut mantan Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Undana Kupang itu, Emelia Nomleni harus bisa menampilkan pola kepemimpinan keibuan dalam menakhodai partai berlambang banteng gemuk bermoncong putih itu.
Dengan pola kepemimpinan ini, diharapkan mampu merangkul semua elemen yang menjadi kekuatan partai, baik dari sisi etnis, agama, wilayah dan lainnya yang menggambarkan keberagaman di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Menurut Kopong Medan, para pemimpin partai politik perlu menyadari bahwa NTT merupakan Indonesia mini sehingga kemasan kepemimpinan juga harus betul-betul mewadahi semua kepentingan di semua daerah.
Ia menambahkan, keberhasilan kepemimpinan PDIP di NTT ke depan sangat ditentukan oleh bagaimana memanfaatkan keberagaman ini menjadi sebuah kekuatan dahsyat dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah baik di level daerah hingga nasional.
Baca juga: PDIP NTT: Hati kami hanya di ibu Mega
Baca juga: Nomleni gantikan Frans Lebu sebagai Ketua DPD PDIP NTT
"Ditunjuknya Emelia Nomleni sebagai nahkoda baru di tubuh DPD PDIP NTT ini mencerminkan keberagaman kepemimpinan dalam dinamika partai politik di NTT meskipun ini merupakan dinamikan politik yang langka," katanya kepada ANTARA di Kupang, Selasa (30/7).
Ia mengemukakan hal itu terkait pergantian kepemimpinan partai politik PDIP NTT dengan ditunjukan Emelia Nomleni sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) menggantikan Frans Lebu Raya yang diumumkan dalam Konferensi Daerah (Konferda) di Kota Kupang beberapa waktu lalu.
Kopong Medan mengatakan, kehadiran Emelia Nomleni sebagai nahkoda baru menunjukkan keberagaman kepemimpinan partai politik dalam arti yang lebih luas termasuk dari sisi gender atau jenis kelamin.
Meskipun, harus diakui bahwa hal ini merupakan sebuah fenomena langkah dalam dinamika perpolitikan di NTT. "Ini juga sebuah kebanggaan tersendiri ketika seorang perempuan tampil menakhodai partai politik sebesar PDIP ini," katanya.
Baca juga: Perlu penyegaran kepemimpinan PDIP di NTT
Ia mengatakan, kehadiran Emelia Nomleni sekaligus mengikis pandangan subordinasi bahwa perempuan adalah golongan lemah dan kaum laki-lakilah yang lebih pantas menjadi pemimpin.
Menurut mantan Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Undana Kupang itu, Emelia Nomleni harus bisa menampilkan pola kepemimpinan keibuan dalam menakhodai partai berlambang banteng gemuk bermoncong putih itu.
Dengan pola kepemimpinan ini, diharapkan mampu merangkul semua elemen yang menjadi kekuatan partai, baik dari sisi etnis, agama, wilayah dan lainnya yang menggambarkan keberagaman di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Menurut Kopong Medan, para pemimpin partai politik perlu menyadari bahwa NTT merupakan Indonesia mini sehingga kemasan kepemimpinan juga harus betul-betul mewadahi semua kepentingan di semua daerah.
Ia menambahkan, keberhasilan kepemimpinan PDIP di NTT ke depan sangat ditentukan oleh bagaimana memanfaatkan keberagaman ini menjadi sebuah kekuatan dahsyat dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah baik di level daerah hingga nasional.
Baca juga: PDIP NTT: Hati kami hanya di ibu Mega
Baca juga: Nomleni gantikan Frans Lebu sebagai Ketua DPD PDIP NTT