Kupang (ANTARA) - Karantina Pertanian Ende di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur menjamin aman kondisi kesehatan hewan kurban untuk Idul Adha 1440 H pada 11 Agustus 2019 sebelum dikirimkan ke daerah lain di Tanah Air.
Kepala Karantina Pertanian Ende drh Yulius Umbu Hunggar saat menghubungi ANTARA dari Ende, Rabu (7/8) mengatakan hal tersebut dilakukan untuk memberikan jaminan kesehatan hewan kurban tidak terjangkit hama penyakit hewan karantina (HPHK).
"Setiap kali pengiriman hewan seperti sapi, kuda, kerbau dan lainnya harus dipastikan kesehatannya. Kepastian ini diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium karantina hewan di Ende. Apalagi lalu lintas hewan besar, seperti sapi, ini meningkat drastis menjelang Idul Adha," katanya.
Yulius menambahkan, pengiriman hewan kurban ke daerah lain, seperti Bulukumba, Jenoponto, Tangerang, dan Sinjai untuk kebutuhan kurban pada bulan Juli meningkat mencapai sebesar 169,98 persen dari bulan sebelumnya.
Berdasarkan data Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) pada Juli 2019 jumlah pengiriman hewan kurban, khususnya sapi, yang keluar dari Pulau Flores sebanyak 2.033 ekor, sedangkan Juni sebanyak 753 ekor.
Yulius menyebutkan beberapa lokasi yang menjadi pintu keluarnya hewan kurban untuk dikirim ke daerah lain, antara lain di Pelabuhan Maropokot di Kabupaten Ngada, Labuan Bajo, Reo, Maumere, dan Ende.
Hewan kurban untuk kebutuhan Idul Adha 1440 H pada 11 Agustus 2019. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Hal yang diantisipasi, lanjut Yulius, adalah memastikan hewan kurban yang akan dikirim itu tidak terjangkit brucellosis. Penyakit hewan itu adalah penyakit menular yang dapat menular kepada manusia.
"HPHK golongan II tersebut dapat menular ke manusia (zoonosis) yang mengakibatkan keguguran. Meskipun Pulau Flores dan Lembata masih bebas dari brucellosis, pemeriksaan tetap harus dilakukan," ujar dia.
Sementara itu data dari Dinas Peternakan NTT, mulai awal Juli-Agustus 2019 sudah ada 11.000 sapi yang dikirim ke DKI Jakarta dan Kalimantan untuk kebutuhan Idul Adha 1440 H.
"Efektif pengiriman belasan ribu sapi itu dilakukan pada awal Juli. Namun pada dasarnya sejak akhir Juni memang sudah ada beberapa yang dikirim," katanya. Pengiriman sejumlah sapi itu sendiri, menggunakan kapal Tol Laut Sabuk Nusantara yang dikelolah oleh PT. ASDP.
Dany mengaku bahwa jumlah sapi yang dikirim ke dua wilayah itu, yakni DKI Jakarta dan Kalimantan, jumlahnya hampir sama. "Secara spesifik saya lupa jumlahnya, tetapi bahwa selisih jumlahnya tidak berbeda jauh antara DKI dan Kalimantan.
Baca juga: 1.592 hewan kurban untuk muslim Kota Kupang
Baca juga: Pemkot Kupang sumbang 10 ekor hewan kurban
Kepala Karantina Pertanian Ende drh Yulius Umbu Hunggar saat menghubungi ANTARA dari Ende, Rabu (7/8) mengatakan hal tersebut dilakukan untuk memberikan jaminan kesehatan hewan kurban tidak terjangkit hama penyakit hewan karantina (HPHK).
"Setiap kali pengiriman hewan seperti sapi, kuda, kerbau dan lainnya harus dipastikan kesehatannya. Kepastian ini diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium karantina hewan di Ende. Apalagi lalu lintas hewan besar, seperti sapi, ini meningkat drastis menjelang Idul Adha," katanya.
Yulius menambahkan, pengiriman hewan kurban ke daerah lain, seperti Bulukumba, Jenoponto, Tangerang, dan Sinjai untuk kebutuhan kurban pada bulan Juli meningkat mencapai sebesar 169,98 persen dari bulan sebelumnya.
Berdasarkan data Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) pada Juli 2019 jumlah pengiriman hewan kurban, khususnya sapi, yang keluar dari Pulau Flores sebanyak 2.033 ekor, sedangkan Juni sebanyak 753 ekor.
Yulius menyebutkan beberapa lokasi yang menjadi pintu keluarnya hewan kurban untuk dikirim ke daerah lain, antara lain di Pelabuhan Maropokot di Kabupaten Ngada, Labuan Bajo, Reo, Maumere, dan Ende.
Hal yang diantisipasi, lanjut Yulius, adalah memastikan hewan kurban yang akan dikirim itu tidak terjangkit brucellosis. Penyakit hewan itu adalah penyakit menular yang dapat menular kepada manusia.
"HPHK golongan II tersebut dapat menular ke manusia (zoonosis) yang mengakibatkan keguguran. Meskipun Pulau Flores dan Lembata masih bebas dari brucellosis, pemeriksaan tetap harus dilakukan," ujar dia.
Sementara itu data dari Dinas Peternakan NTT, mulai awal Juli-Agustus 2019 sudah ada 11.000 sapi yang dikirim ke DKI Jakarta dan Kalimantan untuk kebutuhan Idul Adha 1440 H.
"Efektif pengiriman belasan ribu sapi itu dilakukan pada awal Juli. Namun pada dasarnya sejak akhir Juni memang sudah ada beberapa yang dikirim," katanya. Pengiriman sejumlah sapi itu sendiri, menggunakan kapal Tol Laut Sabuk Nusantara yang dikelolah oleh PT. ASDP.
Dany mengaku bahwa jumlah sapi yang dikirim ke dua wilayah itu, yakni DKI Jakarta dan Kalimantan, jumlahnya hampir sama. "Secara spesifik saya lupa jumlahnya, tetapi bahwa selisih jumlahnya tidak berbeda jauh antara DKI dan Kalimantan.
Baca juga: 1.592 hewan kurban untuk muslim Kota Kupang
Baca juga: Pemkot Kupang sumbang 10 ekor hewan kurban