Kupang (ANTARA) -
Kepala Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur, Apolinardus Demoor mengatakan, kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) sumber daya kelautan dan perikanan, Pedang Wutun perlu mendapat perhatian dan sentuhan dari pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
"Bantuan ini penting mengingat, selama ini kelompok tersebut melakukan pengawasan hanya menggunakan perahu ketinting dengan kapasitas 0,5 GT, yang daya jangkaunya sangat terbatas di wilayah pesisir perairan," kata Apolinardus Demoor di Kupang, Jumat (9/8).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan penetapan Pokmaswas Pedan Wutun asal Desa Ritaebang Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur sebagai pemenang dalam penilaian Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Tingkat Provinsi NTT tahun 2019.
 
"Kami menyambut gembira, kabar ditetapkannya kelompok masyarakat pengawas Pedang Wutun sebagai pemenang tahun 2019 ini, dan berharap ke depan kelompok ini mendapat perhatian dari pemerintah provinsi untuk membantu kelompok nelayan ini dengan sarana dan prasarana pengawasan seperti kapal," katanya.
 
Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT untuk wilayah kerja Flores Timur, Lembata dan Sikka, Antonius Andy Amuntoda secara terpisah mengatakan, Pokmaswas ini memang perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
 
Baca juga: NTT Bentuk 243 Pokmaswas Perairan Laut
 
Menurut dia, kelompok ini tidak seperti Pokmaswas lainnya yang tersebar di seluruh provinsi berbasis kepulauan itu, karena tidak saja melakukan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, tetapi juga melakukan pelestarian dan edukasi kepada anak-anak didik.
 
"Pokmaswas Pedang Wutun ini sangat aktif dalam pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah Kecamatan Solor Barat," katanya dan menambahkan Pokmaswas Pedang Wutun ini baru dikukuhkan pada tahun 2018, tetapi sudah melaksanakan kegiatan pengawasan sumber daya perikanan sejak tahun 2013 secara swadaya.
 
Artinya, walaupun belum tersentuh bantuan dari pemerintah provinsi, tetapi pokmaswas ini tidak patah arang dan tetap giat melaksanakan kegiatannya," kata Amuntoda.
 
Nilai lebih lainnya yang dimiliki oleh kelompok ini, adalah selain melaksanakan pengawasan sumber daya perikanan, kelompok yang diketuai, Kristo Werang ini juga melakukan pelestarian biota laut yaitu penyu.
 
"Mereka secara swadaya membangun tempat penangkaran penyu, menetaskan lalu melepasliarkan penyu ke laut untuk berkembang dan memperkaya sumber daya ikan," katanya menjelaskan.
 
Kegiatan lain yang dilakukan kelompok ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat dan para siswa tentang pentingnya menjaga ekosistem laut demi masa depan anak cucu, kata Amuntoda yang baru menjabat kepala Cabang Dinas Kelautan Perikanan Flores Timur itu. 

Baca juga: DKP survei potensi rumput laut di lima klaster
Baca juga: DKP NTT salurkan 92 perahu untuk nelayan

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024