Kupang (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), meminta kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) untuk secara serius menjaga lingkungan wilayah perairan laut NTT agar anak cucu bisa tetap menikmati hasil laut.

"Pengawasan terhadap wilayah perairan laut ini penting, karena praktek penangkapan ikan secara ilegal seperti penggunaan bom yang merusak habitat laut saat ini cukup meresahkan," kata Kepala Cabang DKP NTT wilayah kerja Kabupaten Lembata, Flores Timur dan Sikka, Antonius Andi Amuntoda, di Lembata, Jumat (20/9).

Dia mengemukakan hal itu, pada kegiatan pembinaan Pokmaswas di wilayah kawasan konservasi perairan daerah Lembata, di Desa Lamatokan, Kecamatan Ile Ape Timur.

Baca juga: Pokmaswas Pedang Wutun perlu sentuhan
Baca juga: Pedang Wutun, Pokmaswas perikanan dan kelautan terbaik tingkat NTT

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman nelayan di Kabupaten Lembata akan pentingnya pengelolaan perikanan berbasis konservasi, yang mendukung pembangunan perikanan berkelanjutan, sehingga sumberdaya perikanan yang ada bisa dimanfaatkan juga oleh generasi  di masa mendatang.

Dia mengatakan, saat ini dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti kapal yang modern, alat tangkap ikan yang bisa menangkap ikan dalam jumlah besar dan lain sebagainya dapat merusak sumberdaya ikan yang ada.

Ditambah lagi dengan praktik penangkapan ikan ilegal seperti penggunaan bom yang sangat merusak, katanya. "Jangan sampai ke depannya anak cucu kita hanya bisa melihat gambar ikan saja, tanpa bisa menikmati ikan itu sendiri," katanya.

Karena itu, peran Pokmaswas menjadi sangat penting untuk bersama menjaga kelestarian lingkungan dari oknum-oknum yang hanya mengejar keuntungan, tanpa mempertimbangkan kerusakan alam laut, katanya menambahkan.  

Baca juga: Pemkab Flores Timur bentuk 17 pokmaswas kelautan
Baca juga: NTT Bentuk 243 Pokmaswas Perairan Laut

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024