Kupang (ANTARA) - Bupati Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur Raymundus Fernandes mengatakan masih banyak para petani di daerahnya yang beranggapan bahwa membuka lahan atau kebun baru dengan cara membakar maka tanaman yang akan ditanam nanti jauh lebih subur.

"Jadi masih banyak masyarakat kita yang keliru soal bagaimana membuka kebun baru. Bagi mereka dengan cara membakar akan mengakibatkan lahan di kebun baru itu subur ketika akan ditanami," katanya kepada ANTARA di Kupang, Senin (30/9).

Hal ini disampaikannya ketika ditanyai terkait peran pemerintahannya dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang biasa dipicu oleh sistem tebas bakar yang dilakukan para petani.

Menurut dia, banyak masyarakat di TTU, khususnya di daerah pedalaman, dalam pembukaan lahan baru selalu saja menerapkan sistem tebas bakar, karena bagi mereka dengan sistem tersebut maka tanaman mereka nanti akan jauh lebih subur dan berbuah lebat.

Baca juga: Pemerintah Keluarkan Larangan Tebas Bakar

"Padahal mereka tidak tahu bahwa pola tersebut justru menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran hutan dan lahan di suatu daerah. Kami sudah mengimbau agar sistem tebas bakar ini segera diakhiri," katanya.

Ia menambahkan bahwa dirinya tidak akan pernah tinggal diam jika mendapatkan laporan masih ada warga Timor Tengah Utara yang masih membuka lahan baru dengan cara tebas bakar.

Raymundus mengatakan pihaknya saat ini sudah bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk menindak siapa saja yang berusaha membuka kebuh atau lahan baru dengan sistem tebas bakar.

Ia juga mengatakan di kilometer sembilan saat dirinya bertolak dari Kefamenanu, ibu kota Kabupaten TTU ke Kota Kupang ada area hutan yang terbakar. "Saya sudah meminta Kapolres TTU agar pelakunya ditangkap untuk menjalani hukuman sebagai efek jera," katanya.

Baca juga: Karhutlah di Ile Mandiri sudah reda
Baca juga: Karhutlah di Flores Timur menyebar di tiga lokasi

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024