Kupang (ANTARA) - Balai Taman Nasional (BTN) Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (Matalawa), Sumba, Nusa Tenggara Timur, menyalurkan bantuan dana pemberdayaan ekonomi kepada kelompok masyarakat di enam desa sekitar kawasan taman nasional itu.
Kepala Balai Taman Nasional Matalawa Memen Suparman ketika dihubungi dari Kupang, Kamis (3/10), mengatakan bahwa bantuan dana pemberdayaan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan TN Matalawa.
"Bantuan dana pemberdayaan ekonomi diberikan agar masyarakat memiliki penghasilan dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, sehingga masyarakat tidak merusak hutan di kawasan TN Matalawa," tegas Memen.
Menurut Memen Suparmen, pada tahun 2019 Balai TN Malatawa menyalurkan bantuan dana pemberdayaan ekonomi di enam desa yaitu Desa Nagga, Katikuloku, Bidipraing, Umamanu dan Desa Laputi, di Kabupaten Sumba Timur serta Desa Padiratana, Kabupaten Sumba Tengah.
Baca juga: TN Matalawa siap bangun ekonomi petani Sumba
Baca juga: Taman Nasional Matalawa jadi pusat penelitian
Dikatakannya, bantuan dana pemberdayaan ekonomi yang disalurkan Balai TN Matalawa sebesar Rp25.000.000 setiap kelompok. Bantuan ini diberikan setelah kelompok masyarakat mengajukan proposal rencana kegiatan usaha kepada Balai TN Matalawa guna mendapatkan dana pemberdayaan ekonomi.
Memen Suparmen berharap dana bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat dapat digulirkan kepada masyarakat setempat sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat menjadi lebih berkembang. "Kami berharap kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat tidak hanya untuk sesaat tetapi berkelanjutan," tegasnya.
Selain memberikan bantuan dana pemberdayaan, Balai Taman Nasional Matalawa juga memberikan akses kepada masyarakat untuk memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti mendapat hasil kopi, pinang, ubi-ubian serta jahe untuk kepentingan masyarakat.
"Beberapa desa di sekitar kawasan TN Matala memiliki potensi hasil hutan bukan kayu yang selama ini telah dimanfaatkan masyarakat. Kami terus memberikan pendampingan terhadap masyarakat sehingga ikut menjaga kelestarian dengan tidak merusak hutan di kawasan TN Matalawa," tegas Memen Suparmen.
Baca juga: Balai TN Matalawa gencar sosialisasikan bahaya karhutla
Baca juga: Balai Taman Nasional Matalawa bagikan 1.500 itik
Kepala Balai Taman Nasional Matalawa Memen Suparman ketika dihubungi dari Kupang, Kamis (3/10), mengatakan bahwa bantuan dana pemberdayaan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan TN Matalawa.
"Bantuan dana pemberdayaan ekonomi diberikan agar masyarakat memiliki penghasilan dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, sehingga masyarakat tidak merusak hutan di kawasan TN Matalawa," tegas Memen.
Menurut Memen Suparmen, pada tahun 2019 Balai TN Malatawa menyalurkan bantuan dana pemberdayaan ekonomi di enam desa yaitu Desa Nagga, Katikuloku, Bidipraing, Umamanu dan Desa Laputi, di Kabupaten Sumba Timur serta Desa Padiratana, Kabupaten Sumba Tengah.
Baca juga: TN Matalawa siap bangun ekonomi petani Sumba
Baca juga: Taman Nasional Matalawa jadi pusat penelitian
Dikatakannya, bantuan dana pemberdayaan ekonomi yang disalurkan Balai TN Matalawa sebesar Rp25.000.000 setiap kelompok. Bantuan ini diberikan setelah kelompok masyarakat mengajukan proposal rencana kegiatan usaha kepada Balai TN Matalawa guna mendapatkan dana pemberdayaan ekonomi.
Memen Suparmen berharap dana bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat dapat digulirkan kepada masyarakat setempat sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat menjadi lebih berkembang. "Kami berharap kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat tidak hanya untuk sesaat tetapi berkelanjutan," tegasnya.
Selain memberikan bantuan dana pemberdayaan, Balai Taman Nasional Matalawa juga memberikan akses kepada masyarakat untuk memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti mendapat hasil kopi, pinang, ubi-ubian serta jahe untuk kepentingan masyarakat.
"Beberapa desa di sekitar kawasan TN Matala memiliki potensi hasil hutan bukan kayu yang selama ini telah dimanfaatkan masyarakat. Kami terus memberikan pendampingan terhadap masyarakat sehingga ikut menjaga kelestarian dengan tidak merusak hutan di kawasan TN Matalawa," tegas Memen Suparmen.
Baca juga: Balai TN Matalawa gencar sosialisasikan bahaya karhutla
Baca juga: Balai Taman Nasional Matalawa bagikan 1.500 itik