Kupang, NTT (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur (Disparekraf NTT) menyebutkan bahwa selain pariwisata, sektor ekonomi kreatif juga memiliki potensi yang besar di provinsi berbasis kepulauan itu.
“Selain punya beragam destinasi wisata, kita juga memiliki potensi ekonomi kreatif yang banyak dan bernilai tinggi, sehingga perlu kolaborasi bersama dalam pengembangannya,” kata Kepala Bidang Pemasaran Disparekraf NTT Alfons Ara Kian, di Kupang, Kamis.
Ia menyebutkan terdapat tiga produk unggulan dari ekonomi kreatif NTT yakni di produk kuliner, kriya, dan fesyen.
Pada produk fesyen atau busana, kata dia, terdapat 737 motif tenun yang tersebar di penjuru wilayah NTT.
“Setiap daerah dan suku di NTT memiliki ragam motif yang berbeda-beda, sehingga menambah nilai dan daya tarik tersendiri,” katanya.
Ia mengatakan ketiga produk unggulan tersebut menjadi kekhasan ekonomi kreatif NTT, tetapi ke depannya perlu dikembangkan lagi agar menjangkau jenis produk yang lain.
Lebih lanjut, ia mengatakan event wisata di NTT juga turut berdampak pada ekosistem ekonomi kreatif karena dapat memberdayakan masyarakat setempat.
“Event wisata dan ekonomi kreatif tentu tidak terpisahkan. Event wisata menjadi alternatif dalam memperkenalkan produk UMKM sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif,” katanya.
Beberapa event wisata tahunan yang ia sebutkan antara lain Festival Bale Nagi (Flores Timur), Festival Pesona Kebangsaan (Ende), dan Festival Golokoe Maria Assumpta Nusantara (Labuan Bajo).
Tercatat pada 8-9 Juni 2024, Disparekraf NTT menginisiasi event Lasiana Sunset Festival yang diselenggarakan di Pantai Lasiana Kota Kupang.
Festival tersebut sebagai upaya dalam mengoptimalkan pariwisata di Pantai Lasiana sekaligus mempromosikan produk ekonomi kreatif dari UMKM lokal.