Kupang, Nusa Tenggara Timur (ANTARA) - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere di Flores I Putu Sudayana mengatakan bahwa penumpang KM Sirimau bernama Yohanes Seran Bria yang hilang setelah melompat ke laut di Tanjung Kabola, Kabupaten Alor, Rabu (29/10), belum ditemukan sampai hari ketujuh operasi pencarian.
Dalam siaran pers Kantor Pencarian dan Pertolongan yang diterima di Kupang, Senin (4/11), I Putu Sudayana menjelaskan bahwa sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014, pelaksanaan operasi SAR dilaksanakan selama satu minggu, apabila tidak ada tanda-tanda korban ditemukan maka operasi SAR dihentikan.
"Berdasarkan evaluasi seluruh potensi SAR di lapangan operasi SAR tidak memungkinkan untuk dilanjutkan karena tidak ada tanda-tanda korban ditemukan. Tanda-tanda korban ditemukan sangat kecil sehingga operasi SAR ini diusulkan ditutup," kata I Putu Sudayana.
Baca juga: 3 korban kecelakaan kapal berhasil diselamatkan SAR di perairan Pulau Kera
Baca juga: Tim SAR lanjutkan pencarian penumpang KM Sirimau
Dia mengatakan, operasi pencarian Yohanes Seran Bria resmi ditutup pada pukul 18.00 Wita.
Kendati demikian, kata dia, tim SAR di Alor tetap melakukan pemantauan dan siaga melakukan evakuasi sewaktu-waktu menerima informasi tentang keberadaan korban.
I Putu Sudayana menyampaikan terimah kasih terhadap potensi SAR di Kabupaten Alor seperti Polair, Pos TNI AL, KSOP Kalabahi, BPBD dan PT Pelni serta masyarakat di sekitar lokasi kejadian serta para nelayan di daerah itu yang telah ikut mencari korban selama operasi SAR berlangsung tujuh hari.
Yohanes Seran Bria (41) adalah warga Desa Muara Laka, Kabupaten Kutai Karta Negara, Kalimantan Timur. Penumpang KM Sirimau itu melompat ke laut di Tanjung Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Rabu (29/10).
Baca juga: KM Ratu Pelangi tenggelam, 11 wisatawan asing berhasil diselamatkan SAR
Baca juga: Sebelas nelayan berhasil diselamatkan di perairan Laut Sawu
Dalam siaran pers Kantor Pencarian dan Pertolongan yang diterima di Kupang, Senin (4/11), I Putu Sudayana menjelaskan bahwa sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014, pelaksanaan operasi SAR dilaksanakan selama satu minggu, apabila tidak ada tanda-tanda korban ditemukan maka operasi SAR dihentikan.
"Berdasarkan evaluasi seluruh potensi SAR di lapangan operasi SAR tidak memungkinkan untuk dilanjutkan karena tidak ada tanda-tanda korban ditemukan. Tanda-tanda korban ditemukan sangat kecil sehingga operasi SAR ini diusulkan ditutup," kata I Putu Sudayana.
Baca juga: 3 korban kecelakaan kapal berhasil diselamatkan SAR di perairan Pulau Kera
Baca juga: Tim SAR lanjutkan pencarian penumpang KM Sirimau
Dia mengatakan, operasi pencarian Yohanes Seran Bria resmi ditutup pada pukul 18.00 Wita.
Kendati demikian, kata dia, tim SAR di Alor tetap melakukan pemantauan dan siaga melakukan evakuasi sewaktu-waktu menerima informasi tentang keberadaan korban.
I Putu Sudayana menyampaikan terimah kasih terhadap potensi SAR di Kabupaten Alor seperti Polair, Pos TNI AL, KSOP Kalabahi, BPBD dan PT Pelni serta masyarakat di sekitar lokasi kejadian serta para nelayan di daerah itu yang telah ikut mencari korban selama operasi SAR berlangsung tujuh hari.
Yohanes Seran Bria (41) adalah warga Desa Muara Laka, Kabupaten Kutai Karta Negara, Kalimantan Timur. Penumpang KM Sirimau itu melompat ke laut di Tanjung Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Rabu (29/10).
Baca juga: KM Ratu Pelangi tenggelam, 11 wisatawan asing berhasil diselamatkan SAR
Baca juga: Sebelas nelayan berhasil diselamatkan di perairan Laut Sawu