Kupang (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan bahwa saat ini perusahaan negara itu sudah menyediakan beras yang mampu mengatasi serta mencegah terjadinya stunting atau kekerdilan khususnya di provinsi itu.
Kepala Perum Bulog Divre NTT, Eko Pranoto kepada Kepala Biro Ekonomi Setda NTT, Lery Rupidara di Kupang, Selasa (12/11), mengatakan bahwa beras yang diberinama beras fortifikasi itu saat ini sudah disiapkan oleh Bulog NTT.
"Saat ini produksi beras fortifiikasi masih sedikit saja, karena memang masih dalam sosialisasi," ujarnya.
Ia mengemukakan beras fortifikasi adalah beras penambah zat gizi mikro pada salah satu atau beberapa bahan pangan dengan tujuan meningkatkan nilai gizi bahan pangan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Eko menambahkan bahwa dengan beras fortifikasi itu, makan nasi langsung terintegrasi dengan vitaminnya sehingga masyarakat tidak perlu membeli vitamin tambahan atau terpisah karena langsung berada di beras yang dimasak
Baca juga: Kasus kekerdilan di Timor Tengah Selatan menurun
Baca juga: Benarkah minimnya sanitasi air jadi penyebab kekerdilan?
Kandungan vitamin yang berada di dalam beras itu adalah berupa vitamin A, B1, B3,B12, Zat Besi, asam folat dan zinc dan bisa dikonsumsi oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Harganya sendiri saat ini untuk di wilayah NTT ujar Eko mencapai Rp21.000 per kilogramnya, namun ia sendiri sedang mengusulkan agar khusus untuk wilayah NTT sebaiknya beras yang digunakan adalah jenis medium.
"Saat ini harga Rp21 ribu itu karena jenis berasnya adalah beras Premium. Saya sedang usulkan agar jenis berasnya medium khusus untuk NTT," tambah dia.
Karo Ekonomi Setda NTT, Lery Rupidara mengatakan bahwa beras fortivikasi itu sudah pasti akan disambut baik oleh gubernur NTT, karena memang sesuai dengan program pemerintah NTT untuk mengentaskan masalah stunting di daerah tersebut.
"Kita sambut baik hal ini. Kebetulan memang masalah stunting di NTT sangat tinggi dan gubernur NTT dan wakilnya sedang mengentaskan masalah ini. Keberadaan beras ini sudah pasti akan mendapat dukungan dari gubernur," jelas dia.
Ia pun berharap agar Bulog NTT segera menyiapkan lebih banyak beras tersebut untuk nantinya bisa disosialisasikan serta diluncurkan pada HUT NTT pada 20 Desember 2019.
Baca juga: Artikel - Kenapa NTT tetap menjadi sarang stunting?
Baca juga: Artikel - Mungkinkah daun kelor bisa mengatasi kekerdilan? Ini penjelasannya
Kepala Perum Bulog Divre NTT, Eko Pranoto kepada Kepala Biro Ekonomi Setda NTT, Lery Rupidara di Kupang, Selasa (12/11), mengatakan bahwa beras yang diberinama beras fortifikasi itu saat ini sudah disiapkan oleh Bulog NTT.
"Saat ini produksi beras fortifiikasi masih sedikit saja, karena memang masih dalam sosialisasi," ujarnya.
Ia mengemukakan beras fortifikasi adalah beras penambah zat gizi mikro pada salah satu atau beberapa bahan pangan dengan tujuan meningkatkan nilai gizi bahan pangan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Eko menambahkan bahwa dengan beras fortifikasi itu, makan nasi langsung terintegrasi dengan vitaminnya sehingga masyarakat tidak perlu membeli vitamin tambahan atau terpisah karena langsung berada di beras yang dimasak
Baca juga: Kasus kekerdilan di Timor Tengah Selatan menurun
Baca juga: Benarkah minimnya sanitasi air jadi penyebab kekerdilan?
Kandungan vitamin yang berada di dalam beras itu adalah berupa vitamin A, B1, B3,B12, Zat Besi, asam folat dan zinc dan bisa dikonsumsi oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Harganya sendiri saat ini untuk di wilayah NTT ujar Eko mencapai Rp21.000 per kilogramnya, namun ia sendiri sedang mengusulkan agar khusus untuk wilayah NTT sebaiknya beras yang digunakan adalah jenis medium.
"Saat ini harga Rp21 ribu itu karena jenis berasnya adalah beras Premium. Saya sedang usulkan agar jenis berasnya medium khusus untuk NTT," tambah dia.
Karo Ekonomi Setda NTT, Lery Rupidara mengatakan bahwa beras fortivikasi itu sudah pasti akan disambut baik oleh gubernur NTT, karena memang sesuai dengan program pemerintah NTT untuk mengentaskan masalah stunting di daerah tersebut.
"Kita sambut baik hal ini. Kebetulan memang masalah stunting di NTT sangat tinggi dan gubernur NTT dan wakilnya sedang mengentaskan masalah ini. Keberadaan beras ini sudah pasti akan mendapat dukungan dari gubernur," jelas dia.
Ia pun berharap agar Bulog NTT segera menyiapkan lebih banyak beras tersebut untuk nantinya bisa disosialisasikan serta diluncurkan pada HUT NTT pada 20 Desember 2019.
Baca juga: Artikel - Kenapa NTT tetap menjadi sarang stunting?
Baca juga: Artikel - Mungkinkah daun kelor bisa mengatasi kekerdilan? Ini penjelasannya