Kupang (ANTARA) - Ketua Komisi V DPRD Nusa Tenggara Timur Yunus Takandewa mengharapkan Basarnas dapat bersinergi dengan semua instansi untuk memberikan rasa aman dan nyaman serta keselamatan bagi masyarakat di daerah ini.
"Bencana adalah masalah kemanusiaan yang perlu mendapat penanganan secara cepat, dan ini tentu tidak bisa ditangani sendiri oleh Basarnas, tetapi harus bersinergi dengan instansi terkait," kata Yunus Takandewa di Kupang, Rabu (15/1).
Dia mengemukakan hal itu, ketika memberikan arahan integrasi kesiapan BPBD, Basarnas dan BMKG El Tari Kupang pada kunjungan Komisi V ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Kupang.
Kunjungan Komisi V DPRD NTT itu untuk melihat langsung persiapan peralatan, alat monitor maupun deteksi dini peringatan bencana alam di provinsi berbasis kepulauan itu.
Tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Nusa Tengga Timur melakukan evakuasi terhadap jenasah Adrianus Nanis menuju Amfoang Timur, Jumat (6/12/2019) petang. (ANTARA FOTO/ Benny Jahang)
"Dari aspek sumber daya manusia sudah sangat memadai, selain SDM yang ada saat ini, karena tahun 2020 ini Basarnas Kupang mendapat jatah 200 Satgas," katanya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang, Emi Frizer memaparkan secara singkat profil Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang.
Emi Frizer juga menyampaikan bahwa dalam menghadapi cuaca ekstrem saat ini di wilayah NTT, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan khususnya Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, mencoba berkolaborasi, dan bersinergi dengan semua stakeholder termasuk juga dengan DPRD agar dapat memberikan dukungan politis.
Selain membangun militansi dengan semua stakeholder agar dapat mengintegrasikan sumber daya manusia, sumber daya alat, sumber daya pengendalian hingga logistik, katanya.
Kondisi ini penting agar dapat memberikan jaminan bahwa negara betul-betul hadir, untuk memberikan keselamatan dan pemanfaatan khususnya di wilayah NTT, katanya.
Tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Nusa Tenggara Timur, melaksanakan operasi penyelamatan terhadap tiga warga Kota Kupang yang mengalami kecelakaan laut di perairan Pulau Kera, Kamis (31/10/2019). (ANTARA FOTO/HO - Basarnas Kupang)
"Bencana adalah masalah kemanusiaan yang perlu mendapat penanganan secara cepat, dan ini tentu tidak bisa ditangani sendiri oleh Basarnas, tetapi harus bersinergi dengan instansi terkait," kata Yunus Takandewa di Kupang, Rabu (15/1).
Dia mengemukakan hal itu, ketika memberikan arahan integrasi kesiapan BPBD, Basarnas dan BMKG El Tari Kupang pada kunjungan Komisi V ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Kupang.
Kunjungan Komisi V DPRD NTT itu untuk melihat langsung persiapan peralatan, alat monitor maupun deteksi dini peringatan bencana alam di provinsi berbasis kepulauan itu.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang, Emi Frizer memaparkan secara singkat profil Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang.
Emi Frizer juga menyampaikan bahwa dalam menghadapi cuaca ekstrem saat ini di wilayah NTT, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan khususnya Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, mencoba berkolaborasi, dan bersinergi dengan semua stakeholder termasuk juga dengan DPRD agar dapat memberikan dukungan politis.
Selain membangun militansi dengan semua stakeholder agar dapat mengintegrasikan sumber daya manusia, sumber daya alat, sumber daya pengendalian hingga logistik, katanya.
Kondisi ini penting agar dapat memberikan jaminan bahwa negara betul-betul hadir, untuk memberikan keselamatan dan pemanfaatan khususnya di wilayah NTT, katanya.