Kupang,(AntaraNTT) - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi mengatakan peternak sapi membutuhkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari lembaga penyalur kredit untuk meningkatkan usaha peternakannya.
"Sejauh ini kita belum ada skema KUR untuk petani peternak sapi kita di Nusa Tenggara Timur," katanya saat dihubungi di Kupang, Kamis, terkait KUR untuk petani peternak di daerah itu.
Menurutnya, usaha peternakan akan lebih berkembang pesat jika petani peternak dibantu melalui KUR dari lembagaa kredit atau perbankan dengan perlakuan khusus seperti menurunkan bunga pinjaman.
"Jika KUR usaha peternakan sapi untuk memperkuat pembibitan, produksi bakalan sapi untuk potong maupun bibit maka harus ada kebijakan waktu pengembalian yang dibuat agak lama," katanya.
Menurutnya, hal itu dikarenakan usaha pembibitan membutuhkan waktu 4-5 tahun untuk bisa menunjukkan hasilnya.
Dani mengatakan peternak membutuhkan waktu untuk menyiapkan padang pengembalaan dan lahan pakan yang membutuhkan waktu sekitar setahun.
Selanjutnya, katanya, baru mendatangkan dengan bibit sapi yang sekurangnya-kurangnya juga membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk berproduksi.
"Selama persiapan itu kan peternak belum bisa menghasilkan sesuatu, makanya waktu pengembalian harus dibuat agak lama misalnya tahun ketiga dengan bunga terjangkau empat-5 persen," katanya.
Menurutnya, jika pola pemberian KUR dilakukan seperti itu maka dipastikan banyak petani peternak di Nusa Tenggara Timur yang berminat untuk mengembangkan usaha peternakannya.
"Petani NTT ini kan istilahnya tinggal diajarkan sedikit inputnya maka langsung bisa karena memang kebiasaan beternaknya sudah ada," katanya.
Untuk itu, Dani berharap lembaga perbankan maupun nonperbankan sebagai penyalur kredit setempat dapat menyalurkan pinjamannya untuk membantu pengembangan sektor peternakan terutama sapi karena memiliki peluang yang besar.
Peternakan sapi, katanya, merupakan usaha peternakan unggulan di Nusa Tenggara Timur dan populasinya pun terus meningkat setiap tahun, baik digunakan untuk mendukung kebutuhan konsumsi dalam daerah maupun diantarpulaukan.
"Usaha peterakan sapi memang menjadi fokus kita karena merupakan unggulan kita, dan sapi-sapi di NTT selalu mendapatkan pasarnya karena citra rasanya beda dan selalu diminati," katanya.