Waingapu (ANTARA) - Sebanyak 90 ekor babi induk yang berada di lokasi pusat pembibitan babi milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kelurahan Tarus, Kabupaten Kupang mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF).
Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi melalui Kepala Bidang Agribisnis dan Kelembagaan Peternakan pada Dinas Peternakan NTT, Tay Renggi di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (27/2), mengatakan hal itu terkait dampak serangan virus ASF di Nusa Tenggara Timur.
Menurut dia, Pusat Pembibitan babi milik Pemerintah NTT yang terletak di Tarus, Kabupaten Kupang, sekitar 15 km arah Timur Kota Kupang itu memiliki 300 ekor babi induk.
Peternakan babi di Nusa Tenggara Timur (NTT).(ANTARA/HO-Dinas Peternakan NTT))
Ia mengemukakan, sejak serangan virus ASF membunuh peternakan babi di daratan Pulau Timor selama Februari 2020, tercatat 90 ekor babi induk yang diternak di Pusat Pembibitan Babi milik pemerintah NTT, ikut mati..
"Ada 90 ekor babi induk mati dan positif mengidap virus ASF bersamaan dengan 2.000 ekor babi lainnya milik para peternak babi di Pulau Timor," kata Tay Renggi.
Ia mengatakan, saat ini masih terdapat 210 ekor babi induk yang ada di pusat pembibitan babi induk milik pemda NTT dan ratusan ekor babi tersebut berpotensi terserang virus ASF yang cepat menular pada ternak babi.
"Setiap hari ada babi induk yang mati dan para petugas kami langsung melakukan pemusnahan terhadap babi-babi induk yang mati karena terserang virus ASF," demikian Tay Renggi.
Seorang petugas kesehatan dari Dinas Peternakan sedang menyemprot desinfektan terhadap ternak babi. (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)
Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi melalui Kepala Bidang Agribisnis dan Kelembagaan Peternakan pada Dinas Peternakan NTT, Tay Renggi di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (27/2), mengatakan hal itu terkait dampak serangan virus ASF di Nusa Tenggara Timur.
Menurut dia, Pusat Pembibitan babi milik Pemerintah NTT yang terletak di Tarus, Kabupaten Kupang, sekitar 15 km arah Timur Kota Kupang itu memiliki 300 ekor babi induk.
"Ada 90 ekor babi induk mati dan positif mengidap virus ASF bersamaan dengan 2.000 ekor babi lainnya milik para peternak babi di Pulau Timor," kata Tay Renggi.
Ia mengatakan, saat ini masih terdapat 210 ekor babi induk yang ada di pusat pembibitan babi induk milik pemda NTT dan ratusan ekor babi tersebut berpotensi terserang virus ASF yang cepat menular pada ternak babi.
"Setiap hari ada babi induk yang mati dan para petugas kami langsung melakukan pemusnahan terhadap babi-babi induk yang mati karena terserang virus ASF," demikian Tay Renggi.