Kupang (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengerahkan 54 personelnya untuk membersihkan sampah yang ada di perkampungan Nelayan Wuring Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dalam mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu.
"Kegiatan ini dalam rangka mendukung instruksi bupati soal PSN di seluruh kecamatan di Sikka untuk mencegah penyebaran nyamuk aedes aegypti di daerah ini," kata Kasat Sabhara Polres Sikka Iptu Mesakh Yohannes saat ditemui ANTARA di sela-sela aksi bersih-bersih sampah di perkampungan Nelayan Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Selasa (10/3).
Dia mengatakan, kasus DBD yang ada di Kecamatan Alok Barat sebenarnya berada di urutan keempat tertinggi di Sikka dengan jumlah kasus DBD mencapai 113 kasus.
Dari empat kelurahan yang ada di kecamatan tersebut, kasus tertinggi ada di Kelurahan Wolomarang mencapai 68 kasus mengingat daerah itu berada persis di pesisir pantai dengan kondisi rumah penduduk berupa rumah panggung.
Baca juga: Pemberantasan sarang nyamuk di Sikka selama 14 hari
Baca juga: Menteri Kesehatan kerahkan tim medis dari Jakarta tangani DBD di Sikka
"Kegiatan bersih-bersih sampah dalam rangka mencegah penyebaran DBD ini akan terus kami lakukan selama 14 hari ke depan, dalam rangka mendukung program pemerintah," katanya.
Dia mengatakan selain turun langsung meminimalisir serangan DBD, pihaknya juga melakukan bimbingan dan penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih.
Sementara itu Lurah Wolomarang, Thomas Parera, yang ditemui di lokasi yang sama mengaku bersyukur karena pihak kepolisian setempat turun langsung dan membantu proses pencegahan penyebaran DBD di daerah itu.
Baca juga: Korban meninggal akibat DBD Sikka jadi 14 orang
"Memang warga di Kelurahan Wolomarang ini cukup padat, dengan jumlah warganya mencapai kurang lebih 8.000 lebih. Dengan banyaknya warga dan kondisi daerah yang padat pemukiman tentunya sangat riskan akan penyebaran virus DBD ini," katanya.
Menurut dia, dengan adanya kerja bakti bersama antara anggota kepolisian dan warga sekitar akan mampu meminimalisir penyebaran DBD di daerah itu.
Untuk diketahui, jumlah kasus DBD di Kabupaten Sikka, Pulau Flores terus bertambah. Hingga Selasa (10/2) siang, jumlah kasus tercatat mencapai 1.195 kasus dengan warga yang meninggal mencapai 14 orang didominasi anak-anak usia 15 tahun ke bawah.
Baca juga: RSUD TC Hillers tampung pasien DBD di ruang perawatan bedah
"Kegiatan ini dalam rangka mendukung instruksi bupati soal PSN di seluruh kecamatan di Sikka untuk mencegah penyebaran nyamuk aedes aegypti di daerah ini," kata Kasat Sabhara Polres Sikka Iptu Mesakh Yohannes saat ditemui ANTARA di sela-sela aksi bersih-bersih sampah di perkampungan Nelayan Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Selasa (10/3).
Dia mengatakan, kasus DBD yang ada di Kecamatan Alok Barat sebenarnya berada di urutan keempat tertinggi di Sikka dengan jumlah kasus DBD mencapai 113 kasus.
Dari empat kelurahan yang ada di kecamatan tersebut, kasus tertinggi ada di Kelurahan Wolomarang mencapai 68 kasus mengingat daerah itu berada persis di pesisir pantai dengan kondisi rumah penduduk berupa rumah panggung.
Baca juga: Pemberantasan sarang nyamuk di Sikka selama 14 hari
Baca juga: Menteri Kesehatan kerahkan tim medis dari Jakarta tangani DBD di Sikka
"Kegiatan bersih-bersih sampah dalam rangka mencegah penyebaran DBD ini akan terus kami lakukan selama 14 hari ke depan, dalam rangka mendukung program pemerintah," katanya.
Dia mengatakan selain turun langsung meminimalisir serangan DBD, pihaknya juga melakukan bimbingan dan penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih.
Sementara itu Lurah Wolomarang, Thomas Parera, yang ditemui di lokasi yang sama mengaku bersyukur karena pihak kepolisian setempat turun langsung dan membantu proses pencegahan penyebaran DBD di daerah itu.
Baca juga: Korban meninggal akibat DBD Sikka jadi 14 orang
"Memang warga di Kelurahan Wolomarang ini cukup padat, dengan jumlah warganya mencapai kurang lebih 8.000 lebih. Dengan banyaknya warga dan kondisi daerah yang padat pemukiman tentunya sangat riskan akan penyebaran virus DBD ini," katanya.
Menurut dia, dengan adanya kerja bakti bersama antara anggota kepolisian dan warga sekitar akan mampu meminimalisir penyebaran DBD di daerah itu.
Untuk diketahui, jumlah kasus DBD di Kabupaten Sikka, Pulau Flores terus bertambah. Hingga Selasa (10/2) siang, jumlah kasus tercatat mencapai 1.195 kasus dengan warga yang meninggal mencapai 14 orang didominasi anak-anak usia 15 tahun ke bawah.
Baca juga: RSUD TC Hillers tampung pasien DBD di ruang perawatan bedah