Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, mengatakan pembatalan Prosesi Jumat Agung yang merupakan tradisi turun-temurun bagi umat Katolik di daerah itu merupakan sebuah langkah bijaksana untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Keputusan gereja melalui Yang Mulia Uskup Larantuka Mrg. Fransiskus Kopng Kung Pr untuk membatalkan Prosesi Jumat Agung itu sebuah langkah sangat luar biasa dan bijaksana," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Senin (23/3), terkait pembatalan Prosesi Jumat Agung yang di dalamanya berupa ritual Semana Santa menyongsong Hari Raya Paska di Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur.
Dia menjelaskan, pihak gereja bersama kerajaan Larantuka dan suku-suku Semana pemilik ritual Semana Santa dalam perayaan Prosesi Jumat Agung di Kota Reinha Rosari sudah sepakat untuk membatalkan kegiatan tersebut guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayah paling timur Pulau Flores itu.
Baca juga: Keuskupan Larantuka batalkan prosesi Jumat Agung
Baca juga: Gubernur Viktor harapkan peserta perayaan Semana Santa dibatasi
Agustinus mengapresiasi keputusan pembatalan tersebut sebagai bentuk dukungan gereja maupun masyarakat kepada pemerintah untuk bersama-sama memerangi penyakit COVID-19 yang sudah merebak di banyak daerah di Tanah Air.
"Pemerintah berterima kasih kepada Uskup Larantuka dan Pewaris Kerajaan Larantuka Bapak Don Tinus DVG bersama suku-suku Semana atas keputusan yang bijaksana yang sejalan dengan sikap pemerintah ini," katanya.
"Di sisi lain keputusan ini menunjukkan bahwa sesungguhnya kita beriman tidak saja berdasar pada rasa tapi juga harus berdasar rasio yakni "credentes autem salvus erit" (Kita beriman yang menyelamatkan umat manusia)," katanya.
Agustinus mengakui pembatalan ini memang menghadirkan kesedihan bagi banyak pihak namun semuanya demi keselamatan umat manusia terutama di Flores Timur maupun Indonesia pada umumnya dari serangan virus mematikan ini.
Baca juga: NTT batalkan keberangkatan dua ferry untuk peziarah Semana Santa
Baca juga: Pemkab Flotim batalkan GBN hadiri perayaan Semana Santa di Larantuka
Ia mengatakan, telah berbicara dengan pewaris Kerajaan Larantuka untuk menggelar doa khusus bersama suku-suku Semana kepada Tuan Ma (Bunda Maria) agar segenap masyarakat di Flores Timur maupun yang berada di luar terlindungi dari bencana COVID-19 ini.
Ia menambahkan, pemerintah juga mengimbau masyarakat setempat agar tidak mempolemikkan keputusan tersebut namun turut serta membantu pemerintah dalam mengantisipasi serangan COVID-19 dengan mentaati protokol penanganan dari pemerintah.
"Mari kita sama-sama mencegah wabah penyakit ini dengan mengikuti protokol penanganan dari pemerintah sehingga kita berharap semuanya aman dan selamat melewati saat sulit seperti ini," katanya.
Baca juga: Bupati yakin virus corona tidak mengganggu peziarah Semana Santa
Sejumlah pemuda menggelar drama Jalan Salib Hidup yang mengisahkan penderitaan Yesus Kristus, di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (30/3/2015). Drama tersebut merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang digelar dalam rangka pekan suci umat Katolik, Semana Santa, di Larantuka. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki) (Ist)
"Keputusan gereja melalui Yang Mulia Uskup Larantuka Mrg. Fransiskus Kopng Kung Pr untuk membatalkan Prosesi Jumat Agung itu sebuah langkah sangat luar biasa dan bijaksana," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Senin (23/3), terkait pembatalan Prosesi Jumat Agung yang di dalamanya berupa ritual Semana Santa menyongsong Hari Raya Paska di Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur.
Dia menjelaskan, pihak gereja bersama kerajaan Larantuka dan suku-suku Semana pemilik ritual Semana Santa dalam perayaan Prosesi Jumat Agung di Kota Reinha Rosari sudah sepakat untuk membatalkan kegiatan tersebut guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayah paling timur Pulau Flores itu.
Baca juga: Keuskupan Larantuka batalkan prosesi Jumat Agung
Baca juga: Gubernur Viktor harapkan peserta perayaan Semana Santa dibatasi
Agustinus mengapresiasi keputusan pembatalan tersebut sebagai bentuk dukungan gereja maupun masyarakat kepada pemerintah untuk bersama-sama memerangi penyakit COVID-19 yang sudah merebak di banyak daerah di Tanah Air.
"Pemerintah berterima kasih kepada Uskup Larantuka dan Pewaris Kerajaan Larantuka Bapak Don Tinus DVG bersama suku-suku Semana atas keputusan yang bijaksana yang sejalan dengan sikap pemerintah ini," katanya.
"Di sisi lain keputusan ini menunjukkan bahwa sesungguhnya kita beriman tidak saja berdasar pada rasa tapi juga harus berdasar rasio yakni "credentes autem salvus erit" (Kita beriman yang menyelamatkan umat manusia)," katanya.
Agustinus mengakui pembatalan ini memang menghadirkan kesedihan bagi banyak pihak namun semuanya demi keselamatan umat manusia terutama di Flores Timur maupun Indonesia pada umumnya dari serangan virus mematikan ini.
Baca juga: NTT batalkan keberangkatan dua ferry untuk peziarah Semana Santa
Baca juga: Pemkab Flotim batalkan GBN hadiri perayaan Semana Santa di Larantuka
Ia mengatakan, telah berbicara dengan pewaris Kerajaan Larantuka untuk menggelar doa khusus bersama suku-suku Semana kepada Tuan Ma (Bunda Maria) agar segenap masyarakat di Flores Timur maupun yang berada di luar terlindungi dari bencana COVID-19 ini.
Ia menambahkan, pemerintah juga mengimbau masyarakat setempat agar tidak mempolemikkan keputusan tersebut namun turut serta membantu pemerintah dalam mengantisipasi serangan COVID-19 dengan mentaati protokol penanganan dari pemerintah.
"Mari kita sama-sama mencegah wabah penyakit ini dengan mengikuti protokol penanganan dari pemerintah sehingga kita berharap semuanya aman dan selamat melewati saat sulit seperti ini," katanya.
Baca juga: Bupati yakin virus corona tidak mengganggu peziarah Semana Santa