Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sebanyak 69 desa telah terlistriki di masa pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19) yang mulai melanda provinsi berbasiskan kepulauan itu pada Maret 2020 lalu.
"Di tengah masa pandemi COVID-19 ini kami terus bergerak untuk pembangunan listrik desa dan sudah 69 desa terlistriki hingga Mei 2020," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT, Ignatius Rendroyoko, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa (16/6).
Ignatius mengatakan, kondisi pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi PLN terutama petugas di lapangan yang harus ekstra waspada dalam mengerjakan listrik desa.
Meski demikian, lanjut dia, para petugas PLN tetap mengedepankan protokol kesehatan dan keselamatan kerja termasuk di dalamnya untuk upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Ignatius mengatakan, di sisi lain banyak desa di NTT yang kondisi geografisnya dengan tingkat kesulitan cukup tinggi yang sulit dijangkau kendaraan sehingga mobilisasi material listrik menjadi lambat.
"Memang ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami di PLN. Namun demikian pembangunan listrik tetap berjalan di tengah kondisi pandemi ini," katanya.
Pihaknya mencatat, hingga April 2020, rasio elektrifikasi di NTT mencapai 86,26 persen, sedang rasio desa berlistrik hingga Mei 2020 mencapai 93,32 persen.
Untuk itu, kata Ignatius, pembangunan listrik desa terus digenjot di tengah pandemi ini untuk mengejar ketertinggalan rasio elektrifikasi yang ada hingga mencapai 100 persen.
"Dengan begitu semua masyarakat bisa menikmati listrik untuk menunjang berbagai aktivitas terutama untuk merangsang sektor-sektor usaha produktif guna meningktan perekonomian masyarakat di desa-desa," katanya.
Baca juga: PLN hadirkan layanan listrik 24 jam di wilayah Amfoang
Baca juga: PLN alirkan listrik ke 33 desa di Pulau Flores selama Januari-Mei
"Di tengah masa pandemi COVID-19 ini kami terus bergerak untuk pembangunan listrik desa dan sudah 69 desa terlistriki hingga Mei 2020," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT, Ignatius Rendroyoko, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa (16/6).
Ignatius mengatakan, kondisi pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi PLN terutama petugas di lapangan yang harus ekstra waspada dalam mengerjakan listrik desa.
Meski demikian, lanjut dia, para petugas PLN tetap mengedepankan protokol kesehatan dan keselamatan kerja termasuk di dalamnya untuk upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Ignatius mengatakan, di sisi lain banyak desa di NTT yang kondisi geografisnya dengan tingkat kesulitan cukup tinggi yang sulit dijangkau kendaraan sehingga mobilisasi material listrik menjadi lambat.
"Memang ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami di PLN. Namun demikian pembangunan listrik tetap berjalan di tengah kondisi pandemi ini," katanya.
Pihaknya mencatat, hingga April 2020, rasio elektrifikasi di NTT mencapai 86,26 persen, sedang rasio desa berlistrik hingga Mei 2020 mencapai 93,32 persen.
Untuk itu, kata Ignatius, pembangunan listrik desa terus digenjot di tengah pandemi ini untuk mengejar ketertinggalan rasio elektrifikasi yang ada hingga mencapai 100 persen.
"Dengan begitu semua masyarakat bisa menikmati listrik untuk menunjang berbagai aktivitas terutama untuk merangsang sektor-sektor usaha produktif guna meningktan perekonomian masyarakat di desa-desa," katanya.
Baca juga: PLN hadirkan layanan listrik 24 jam di wilayah Amfoang
Baca juga: PLN alirkan listrik ke 33 desa di Pulau Flores selama Januari-Mei