Jakarta (ANTARA) - Tenaga honorer asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Laduma Da Ida mengaku sangat merasakan manfaat dari Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dengan telah menjadi peserta sejak 2014 hingga saat ini.
Berdasarkan keterangan pers BPJS Kesehatan yang diterima di Jakarta, Rabu, (24/6) Laduma merupakan peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) kelas II yang didaftarkan oleh sekolah tempat ia mengajar.
Baca juga: BPJS Kesehatan NTT siap terima klaim penanganan COVID-19
Laduma yang akrab disapa Ida menceritakan sejak dirinya didaftar sebagai peserta JKN-KIS beserta anggota keluarganya, ia sangat merasakan manfaat kehadiran dari program pemerintah ini dan merasa terbantu.
“Kami sekeluarga sudah menjadi peserta sejak 2014. Semenjak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) saya dan keluarga sangat merasakan manfaatnya ketika saya dan anggota keluarga sakit, karena kami sudah mendapatkan pelayanan langsung di Puskesmas Waipare,” ungkapnya.
Sesaat sebelum adanya Program JKN-KIS, dirinya yang bekerja sebagai guru honorer itu merasa sangat berat ketika membutuhkan biaya berobat di fasilitas kesehatan. Hal itu dikarenakan penghasilannya yang hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dia mengaku merasa sangat tidak sanggup apabila salah satu anggota keluarganya membutuhkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan karena harus mengeluarkan biaya dari kantong pribadi.
Baca juga: Kehadiran Perpres 82 sempurnakan Program JKN-KIS
"Dulu sebelum ada Program JKN-KIS, saya merasa berat untuk berobat ke Puskesmas ataupun rumah sakit. Apalagi penghasilan saya yang hanya cukup untuk menghidupi keluarga saya, ditambah dengan biaya pelayanan kesehatan yang semakin tinggi.
Namun, setelah adanya Program JKN-KIS, muncul harapan bagi kami untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus mengkhawatirkan masalah biaya," tambah Ida.
Kini ia dan keluarganya kapan saja bisa berobat asalkan sesuai dengan prosedur pelayanan. Dirinya mengaku sangat terbantu dengan adanya Program JKN-KIS sehingga ia tidak pernah ragu dengan biaya yang akan dikeluarkan jika sewaktu-waktu dirinya sakit walaupun hanya seorang pekerja honorer, karena ia dan keluarga sudah dilindungi oleh program JKN-KIS.
Baca juga: Tarif baru iuran BPJS Kesehatan yang diatur dalam Perpres 75/2019
Prinsip yang dianut dalam program JKN-KIS adalah gotong royong. Prinsip ini sangat tepat bahwa yang sehat membantu yang sakit, yang mampu membantu yang susah. Ida merasakan sendiri manfaat JKN-KIS pada saat dirinya dan keluarga sakit dan dirawat di puskesmas hingga dirujuk ke rumah sakit.
Dia mengatakan bea iurannya tidak sebanding dengan biaya pengobatan yang pernah ia dapatkan, iuran yang sangat kecil dan biaya pelayanan kesehatan yang sangat besar. Pelayanannya pun sangat baik dan lancar baik di puskesmas, rumah sakit maupun di Kantor BPJS Kesehatan.
“Kami sangat terbantu dengan hadirnya program JKN-KIS ini. Terima kasih pemerintah, dengan program JKN-KIS sangat besar manfaatnya dan semoga program ini terus berkelanjutan dengan prinsip-prinsip yang sudah dijalankan. Mari kita dukung program JKN-KIS,” kata dia.
Tenaga honorer di NTT merasakan manfaat JKN-KIS
Tenaga honorer asal Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur Laduma Da Ilda juga turut merasakan manfaat dari Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). ANTARA/HO-BPJS KESEHATAN