Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat volume produksi rumput laut di provinsi berbasiskan kepulauan itu hingga saat ini mencapai sebesar 1,8 juta per tahun.

“Produksi rumput laut kita di NTT mencapai 1,8 juta ton per tahun, sementara produksi secara nasional mencapai 12 juta ton per tahun,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Minggu (6/9).

Ia mengatakan, komoditi rumput laut di NTT sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka mempercepat peningkatan ekonomi masyarakat di daerah setempat.

Rumput laut di NTT, lanjut dia, adalah ekspor nomor dua di Indonesia sehingga merupakan sektor usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan.

“Potensi kita cukup besar apalagi ditopang dengan wilayah kepulauan dengan garis pantai yang demikian panjang,” katanya.

Untuk itu, pihaknya mendorong agar pemerintah daerah terus melakukan upaya intensifikasi pengembangan rumput laut untuk meningkatkan kapasitas produksi, selain itu para pelaku usaha juga diharapkan bisa masuk berinvestasi di sektor ini.

Lebih lanjut, Ariawan mengatakan, meski demikian berdasarkan hasil studi yang dilakukan pihaknya pada sejumlah daerah potensial seperti Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, mendapati bahwa bibit-bibit rumput laut perlu dilakukan pembibitan ulang.

“Bibit-bibit rumput laut di daerah potensial ini sudah berusia 10 tahun sehingga perlu adanya pembibitan ulang sehingga produktivitasnnya tidak menurun,” katanya.

Ariawan juga mendorong agar pengembangan rumput laut dipersiapkan secara baik termasuk sumber daya manusia para petani sehingga pihak perbankan bisa masuk untuk membiayai kredit usaha di sektor ini.

Baca juga: Gubernur Viktor: Rumput laut di NTT terbaik dunia
Baca juga: NTT salurkan peralatan budi daya rumput laut untuk 4.050 orang


Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024