Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat, meminta perguruan tinggi setempat berperan menangani persoalan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang selalu melanda masyarakat di provinsi berbasis kepulauan ini.
"Bila demam berdarah ini masih tinggi berarti edukasi pada masyarakat masih rendah. Kita mau perguruan tinggi ikut berperan di sini," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kupang, Selasa, (22/9).
Ia mengatakan perguruan tinggi di NTT seperti Politeknik Kesehatan, Sekolah Tinggi Kesehatan dan juga dari Universitas Nusa Cendana yang memiliki Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat, perlu mengambil peran dalam menangani persoalan DBD di masyarakat.
Pada waktu lalu, lanjut dia, serangan DBD menjadi ancaman serius terutama di Kabupaten Sikka hingga berstatus kejadian luar biasa (KLB) sehingga ia meminta penanganan ke depan harus serius tidak hanya di Sikka namun semua kabupaten.
Gubernur mengatakan pemerintahannya saat ini terus meningkatkan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 namun tidak mengabaikan penanganan DBD yang sejauh ini mengakibatkan kematian dengan angka yang cukup tinggi.
Untuk itu ia meminta semua pihak termasuk perguruan tinggi untuk berusaha agar jangan ada lagi korban jiwa yang disebabkan karena DBD.
"Dalam hal ini penanganan terhadap orang yang mengalami sakit harus cepat dan tepat. Kemudian sosialisasi berkaitan kesehatan lingkungan juga harus memadai," katanya.
Baca juga: Menteri PPN: Labuan bajo harus nol kasus DBD
Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat ingatkan jajarannya serius tangani DBD
"Soialisasi harus terus dilakukan seperti pola 3M dan memastikan pendistribusian bubuk abate telah sampai kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan,” tegasnya.
Ia mengingatkan semua pihak agar agarmengambil peran dalam upaya mencegah DBD karena tidak lama lagi NTT akan memasuki musim hujan sehingga rawan terhadap serangan penyakit DBD.
"Bila demam berdarah ini masih tinggi berarti edukasi pada masyarakat masih rendah. Kita mau perguruan tinggi ikut berperan di sini," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kupang, Selasa, (22/9).
Ia mengatakan perguruan tinggi di NTT seperti Politeknik Kesehatan, Sekolah Tinggi Kesehatan dan juga dari Universitas Nusa Cendana yang memiliki Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat, perlu mengambil peran dalam menangani persoalan DBD di masyarakat.
Pada waktu lalu, lanjut dia, serangan DBD menjadi ancaman serius terutama di Kabupaten Sikka hingga berstatus kejadian luar biasa (KLB) sehingga ia meminta penanganan ke depan harus serius tidak hanya di Sikka namun semua kabupaten.
Gubernur mengatakan pemerintahannya saat ini terus meningkatkan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 namun tidak mengabaikan penanganan DBD yang sejauh ini mengakibatkan kematian dengan angka yang cukup tinggi.
Untuk itu ia meminta semua pihak termasuk perguruan tinggi untuk berusaha agar jangan ada lagi korban jiwa yang disebabkan karena DBD.
"Dalam hal ini penanganan terhadap orang yang mengalami sakit harus cepat dan tepat. Kemudian sosialisasi berkaitan kesehatan lingkungan juga harus memadai," katanya.
Baca juga: Menteri PPN: Labuan bajo harus nol kasus DBD
Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat ingatkan jajarannya serius tangani DBD
"Soialisasi harus terus dilakukan seperti pola 3M dan memastikan pendistribusian bubuk abate telah sampai kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan,” tegasnya.
Ia mengingatkan semua pihak agar agarmengambil peran dalam upaya mencegah DBD karena tidak lama lagi NTT akan memasuki musim hujan sehingga rawan terhadap serangan penyakit DBD.