Kupang (ANTARA) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan, kawasan lahan sawah tadah hujan Anakalang di Desa Umbu Pabal, Kabupaten Sumba Tengah, potensial untuk dijadikan sebagai lokasi "food estate" di NTT.
Kawasan ini memiliki lahan seluas kurang lebih 3.500 ha, yang selama ini hanya ditanami satu kali yaitu padi, kata Peneliti Sumber Daya pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Nusa Tenggara Timur Dr. Tony Basuki kepada ANTARA di Kupang, Kamis (24/9).
"NTT bisa dijadikan salah satu lokasi food estate. Ketika Menteri Pertanian dan Dirjen Tanaman Pangan datang ke Sumba Tengah, yang salah satu misinya mempersiapkan itu," katanya.
Meski begitu, Tony tidak mengetahui persis berapa luas lahan dan lokasi sentera produksi dan komoditas utama di NTT.
"Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan yang akan dikembangkan, sejalan dengan propgram pengembangan tanam jagung panen sapi (TJPS) oleh Gubernur NTT," katanya.
Baca juga: Pengembangan "food estate" di NTT tidak mudah
Baca juga: Presiden ungkap rencana perluasan "food estate" ke NTT, Papua dan Sumsel
NTT menurut Tony, juga masih punya lahan luas di banyak tempat, tinggal dioptimalkan melalui upaya penyediaan air, terutama di musim kemarau, seperti di Flores, Sumba, Timor yang bisa optimal, jika difasilitasi secara fokus.
Contohnya yang di Anakalang, Gubernur NTT telah meminta Dinas PUPR segera mengebor air sebanyak lebih dari 50 sumur bor, karena di lokasi itu adalah bagian dari cekungan air tanah (CAT).
Saat ini tim survei sudah mulai bekerja. Belum lagi jika ditambah dengan embung besar maka NTT akan bisa sebagai penyedia pangan.
"Saya yakin bahwa, kehadiran Menteri Pertanian dalam rangka mempercepat penyiapan lahan dan air untuk mimpi NTT menjadi salah satu kawasan food estate nasional," katanya.
Kawasan ini memiliki lahan seluas kurang lebih 3.500 ha, yang selama ini hanya ditanami satu kali yaitu padi, kata Peneliti Sumber Daya pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Nusa Tenggara Timur Dr. Tony Basuki kepada ANTARA di Kupang, Kamis (24/9).
"NTT bisa dijadikan salah satu lokasi food estate. Ketika Menteri Pertanian dan Dirjen Tanaman Pangan datang ke Sumba Tengah, yang salah satu misinya mempersiapkan itu," katanya.
Meski begitu, Tony tidak mengetahui persis berapa luas lahan dan lokasi sentera produksi dan komoditas utama di NTT.
"Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan yang akan dikembangkan, sejalan dengan propgram pengembangan tanam jagung panen sapi (TJPS) oleh Gubernur NTT," katanya.
Baca juga: Pengembangan "food estate" di NTT tidak mudah
Baca juga: Presiden ungkap rencana perluasan "food estate" ke NTT, Papua dan Sumsel
NTT menurut Tony, juga masih punya lahan luas di banyak tempat, tinggal dioptimalkan melalui upaya penyediaan air, terutama di musim kemarau, seperti di Flores, Sumba, Timor yang bisa optimal, jika difasilitasi secara fokus.
Contohnya yang di Anakalang, Gubernur NTT telah meminta Dinas PUPR segera mengebor air sebanyak lebih dari 50 sumur bor, karena di lokasi itu adalah bagian dari cekungan air tanah (CAT).
Saat ini tim survei sudah mulai bekerja. Belum lagi jika ditambah dengan embung besar maka NTT akan bisa sebagai penyedia pangan.
"Saya yakin bahwa, kehadiran Menteri Pertanian dalam rangka mempercepat penyiapan lahan dan air untuk mimpi NTT menjadi salah satu kawasan food estate nasional," katanya.