Kupang, NTT (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Dispar) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendorong pengembangan kapasitas pelaku ekonomi kreatif (ekraf) berbasis potensi lokal di tingkat Kabupaten Ende.
Kepala Dispar NTT Noldy Hosea Pellokila dikonfirmasi dari Kupang, Selasa, mengatakan prospek ekraf NTT sangat potensial sehingga perlu pendampingan terstruktur bagi pelaku usaha dalam mengembangkan potensi lokal secara optimal
“Untuk itu, kami melakukan bimtek kepada pelaku ekraf berbasis pengolahan kopi dan bumbu kering (hortikultura) yang merupakan potensi unggulan dari empat desa sasaran di Kabupaten Ende,” kata Kadis Noldy.
Ia menyebutkan untuk pengolahan kopi melibatkan peserta dari Desa Wologai Tengah dan Desa Golulada di Kecamatan Detusoko. Sementara bumbu kering dari Desa Koanara dan Desa Waturaka di Kecamatan Kelimutu.
Para peserta bimtek, kata dia, mendapat peningkatan pengetahuan dan pendampingan pengolahan dari pasca panen hingga produk jadi maupun setengah jadi, di bawah bimbingan para instruktur.
“Kami juga berupaya menumbuhkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang kuat bagi para peserta,” katanya.
Bimtek pengembangan nilai dan pengemasan produk lokal ini berlangsung di Desa Koanara Kabupaten Ende, pada 14-16 Juli 2025 dengan melibatkan 40 peserta dari empat desa sasaran tersebut.
“Sebanyak 62 persen peserta adalah perempuan, ini sejalan dengan dasacita pemerintah provinsi untuk menjadikan kaum perempuan dan milenial sebagai penggerak ekonomi lokal,” katanya.
Ia menekankan pentingnya peran serta lintas sektor dalam pengembangan bimtek ekraf seperti ini baik dari pemda, koperasi, perbankan, dan stakeholder terkait.
Ia menilai dengan terjalinnya sinergi dari setiap sektor akan menjadi satu kekuatan kolaboratif dalam pengembangan ekraf secara lebih matang ke depannya.
Adapun kegiatan di Kabupaten Ende ini merupakan yang kedua dari sembilan serial bimtek ekraf 2025, setelah sebelumnya pada bimtek pertama di Lelogama, Kabupaten Kupang pada Mei lalu.