Kupang (ANTARA) - Pemerintah kabupaten Alor memastikan bahwa kegiatan Expo Alor ke-14 dan Alor Karnaval ke-7 di kabupaten itu dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat lokal di daerah itu di tengah pandemi COVID-19.
Bupati Alor Amon Djobo yang dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa, (29/9) pagi terkait kegiatan Expo Alor dan Alor Karnaval yang dibuka mulai Senin (28/9) dan ditutup pada 3 Oktober itu mengatakan bahwa walaupun pandemi COVID-19 masih ada namun kondisi sosial ekonomi dan pariwisata harus terus berkembang.
Baca juga: Gubernur sayangkan penangkapan anemon laut di Perairan Alor
"Ya jangan karena ada COVID-19 lalu akhirnya kita juga tidak bisa berbuat apa-apa yang berujung pada mandeknya perputaran ekonomi. Nanti masyarakat mau makan apa kalau ekonomi tidak jalan," katanya.
Ia mengatakan bahwa walaupun Expo Alor dan Alor Karnaval tetap dijalankan tetapi protokol kesehatan tetap diperhatikan selama proses acara itu berlangsung.
Amon menyebutkan delapan pintu masuk ke area karnaval sendiri dijaga ketat oleh aparat keamanan baik polisi, tentara maupun Sat Pol PP yang bertugas mengawasi siapa pun yang masuk harus gunakan masker.
"Kalau tidak ada masker, kemudian tidak mencuci tangan ya akan dilarang masuk," tutur dia.
Lebih lanjut, ujar dia, kegiatan yang dilakukan itu juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk tetap disiplin dalam melakukan protokol kesehatan COVID-19 selama adanya pandemi tersebut.
" Untuk itu saya minta masyarakat Alor jangan takut berlebihan terhadap COVID-19. Jangan sampai dengan COVID-19 ini masyarakat tidur berkepanjangan yang berujung pada tidak ada yang beraktivitas untuk perputaran ekonomi, masyarakat harus tetap melakukan aktivitas mereka untuk menopang kehidupan mereka, baik rumah tangga maupun juga ekonomi lokal harus berkembang," tambah dia.
Baca juga: Pemda Alor hentikan belajar tatap muka karena COVID-19
Ia pun mengatakan akan bertanggungjawab penuh jika pelaksanaan Expo Alor dan Alor Karnaval menimbulkan adanya klaster COVID-19 baru.
"Saya pertaruhkan jabatan saya, jika ada yang kena COVID-19 dan meninggal saya akan berhenti dari jabatan saya. Tetapi kalau ada yang sakit tentu pemerintah akan tanggani semua. Masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.
Bupati Alor Amon Djobo yang dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa, (29/9) pagi terkait kegiatan Expo Alor dan Alor Karnaval yang dibuka mulai Senin (28/9) dan ditutup pada 3 Oktober itu mengatakan bahwa walaupun pandemi COVID-19 masih ada namun kondisi sosial ekonomi dan pariwisata harus terus berkembang.
Baca juga: Gubernur sayangkan penangkapan anemon laut di Perairan Alor
"Ya jangan karena ada COVID-19 lalu akhirnya kita juga tidak bisa berbuat apa-apa yang berujung pada mandeknya perputaran ekonomi. Nanti masyarakat mau makan apa kalau ekonomi tidak jalan," katanya.
Ia mengatakan bahwa walaupun Expo Alor dan Alor Karnaval tetap dijalankan tetapi protokol kesehatan tetap diperhatikan selama proses acara itu berlangsung.
Amon menyebutkan delapan pintu masuk ke area karnaval sendiri dijaga ketat oleh aparat keamanan baik polisi, tentara maupun Sat Pol PP yang bertugas mengawasi siapa pun yang masuk harus gunakan masker.
"Kalau tidak ada masker, kemudian tidak mencuci tangan ya akan dilarang masuk," tutur dia.
Lebih lanjut, ujar dia, kegiatan yang dilakukan itu juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk tetap disiplin dalam melakukan protokol kesehatan COVID-19 selama adanya pandemi tersebut.
" Untuk itu saya minta masyarakat Alor jangan takut berlebihan terhadap COVID-19. Jangan sampai dengan COVID-19 ini masyarakat tidur berkepanjangan yang berujung pada tidak ada yang beraktivitas untuk perputaran ekonomi, masyarakat harus tetap melakukan aktivitas mereka untuk menopang kehidupan mereka, baik rumah tangga maupun juga ekonomi lokal harus berkembang," tambah dia.
Baca juga: Pemda Alor hentikan belajar tatap muka karena COVID-19
Ia pun mengatakan akan bertanggungjawab penuh jika pelaksanaan Expo Alor dan Alor Karnaval menimbulkan adanya klaster COVID-19 baru.
"Saya pertaruhkan jabatan saya, jika ada yang kena COVID-19 dan meninggal saya akan berhenti dari jabatan saya. Tetapi kalau ada yang sakit tentu pemerintah akan tanggani semua. Masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.