Kupang (Antara NTT) - Kuota pengiriman ternak sapi dari Nusa Tenggara Timur ke DKI Jakarta dan Kalimantan dalam tahun ini mengalami kenaikan hingga 66.300 ekor dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 56.250 ekor.
"Kenaikan tersebut semata-mata karena bertambahnya permintaan dari daerah sasaran pengiriman," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi kepada Antara di Kupang, Jumat.
Menurut dia, peningkatan permintaan itu terus naik di sejumlah daerah yang menjadi langganan, seperti di Kalimantan, Bengkulu, Jabodetabek dan sebagian daerah lain di Pulau Jawa.
Dia mengatakan alokasi sapi antarpulau ke DKI Jakarta memiliki kuota sendiri, karena sudah ada kesepakatan dan kerja sama antara kedua pemerintahan beberapa waktu lalu.
Untuk DKI Jakarta saja, kata Dani, pengiriman dilakukan sekali dalam dua pekan, dengan kekuatan 500 ekor sapi sekali berangkat dengan menggunakan kapal tol laut.
Terkait permintaan untuk Idul Adha, Dani mengaku sudah melakukan pengiriman dalam dua bulan terakhir, yakni pada Juli dan Agustus 2017 sebanyak 20.000 ekor sapi.
Jumlah ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kebutuhan Idul Adha 2016 yang hanya mencapai 5.000 sampai 6.000 ekor.
Dia mengatakan sentra pembibitan sapi di NTT yang dulunya hanya di Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan (TTS), kini sudah mulai berkembang ke beberapa daerah di Pulau Flores, seperti Ngada, Nagekeo dan Ende.
Sementara untuk daratan Pulau Timor--selain Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan--juga terdapat di wilayah Timor Tengah Utara, Belu dan Malaka, serta Kabupaten Rote Ndao di Pulau Rote.
Dari aspek populasi, dia menyebut mengalami kenaikan yang cukup tinggi, yakni dari 984.000 ekor pada Mei 2017 menjadi 1,3 juta ekor hingga Agustus 2017.
"Setiap enam bulan kita terus melakukan pemutakhiran data populasi untuk mengukur tingkat pertumbuhan ternak sapi di NTT secara lebih detail," katanya.
"Kenaikan tersebut semata-mata karena bertambahnya permintaan dari daerah sasaran pengiriman," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi kepada Antara di Kupang, Jumat.
Menurut dia, peningkatan permintaan itu terus naik di sejumlah daerah yang menjadi langganan, seperti di Kalimantan, Bengkulu, Jabodetabek dan sebagian daerah lain di Pulau Jawa.
Dia mengatakan alokasi sapi antarpulau ke DKI Jakarta memiliki kuota sendiri, karena sudah ada kesepakatan dan kerja sama antara kedua pemerintahan beberapa waktu lalu.
Untuk DKI Jakarta saja, kata Dani, pengiriman dilakukan sekali dalam dua pekan, dengan kekuatan 500 ekor sapi sekali berangkat dengan menggunakan kapal tol laut.
Terkait permintaan untuk Idul Adha, Dani mengaku sudah melakukan pengiriman dalam dua bulan terakhir, yakni pada Juli dan Agustus 2017 sebanyak 20.000 ekor sapi.
Jumlah ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kebutuhan Idul Adha 2016 yang hanya mencapai 5.000 sampai 6.000 ekor.
Dia mengatakan sentra pembibitan sapi di NTT yang dulunya hanya di Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan (TTS), kini sudah mulai berkembang ke beberapa daerah di Pulau Flores, seperti Ngada, Nagekeo dan Ende.
Sementara untuk daratan Pulau Timor--selain Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan--juga terdapat di wilayah Timor Tengah Utara, Belu dan Malaka, serta Kabupaten Rote Ndao di Pulau Rote.
Dari aspek populasi, dia menyebut mengalami kenaikan yang cukup tinggi, yakni dari 984.000 ekor pada Mei 2017 menjadi 1,3 juta ekor hingga Agustus 2017.
"Setiap enam bulan kita terus melakukan pemutakhiran data populasi untuk mengukur tingkat pertumbuhan ternak sapi di NTT secara lebih detail," katanya.