Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat selama periode Januari hingga Juni 2025 total sapi yang dikirim ke luar daerah NTT mencapai 44.171 ekor atau 88,85 persen dari target 49.716 ekor.
Gubernur NTT Melki Laka Lena kepada wartawan dalam laporan pembangunan NTT di Kupang, Rabu, mengatakan 44.171 ekor sapi yang sudah dikirim ke berbagai daerah di luar NTT.
“Sudah 88,85 persen ekor sapi yang dikirim ke luar NTT selama semester I 2025 ini,” katanya.
Sementara itu untuk kerbau dari alokasi 3.807 ekor, NTT sudah mengirimkan 1.888 ekor kerbau atau sudah 49,59 persen, serta ternak kuda dengan realisasi 2.910 ekor atau mencapai 71,31 persen.
Sejauh ini lokasi atau daerah pengiriman sejumlah hewan ternak seperti sapi tersebar di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan beberapa daerah lain lagi seperti di Kalimantan dan provinsi lainnya.
Di sisi lain sebagai salah satu daerah penghasil ternak nasional, populasi sapi potong di NTT pada semester pertama 2025 mencapai 605.376 ekor naik dari 592.634 ekor pada 2024.
Pada tahun 2024, alokasi ternak sapi sapi dari NTT untuk dikirimkan keluar daerah adalah dari 58.217 ekor, realisasinya mencapai 45.670 ekor atau 81,18 persen.
Sementara untuk kerbau, alokasi sebanyak 4.078 dengan realisasi 2.698 ekor atau 70,48 persen dan Kuda, alokasi 6.339 ekor dengan realisasi 3.257 atau 75,71 persen.
Lebih lanjut untuk menjaga agar produksi sapi di NTT tidak terserang oleh penyakit mulut dan kaki (PMK) pemerintah NTT telah melakukan pengendalian.
“Hal ini sesuai dengan Instruksi Gubernur No. 1/2024, termasuk bantuan vitamin Biodin 100 botol ke 22 kabupaten/kota,” ujar dia.
Berbagai larangan diterapkan, di mana berbagai komoditas pembawa PMK dilarang masuk ke NTT, sehingga sampai dengan saat ini kasus PMK nol persen terjadi di NTT.

