Kupang (Antara NTT) - Debit air di Bendungan Tilong, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur terus mengalami penurunan dari kapasitas tampung sebesar 19 juta m3 hingga 12 juta m3 akibat kemarau panjang tahun ini.
"Akibat musim kemarau, debit air di Bendungan Tilong turun sekitar 7 juta m3. Kini tinggal sekitar 12 juta m3," kata A Bena, salah seorang petugas bendungan kepada Antara di Tilong, Kamis.
Ia mengatakan penurunan debit air tersebut tidak semata-mata karena pengaruh musim kemarau, namun tingkat pemakaiannya juga tinggi oleh para petani sawah di Desa Noelbaki dan Tarus di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Penurunan debit air Bendungan Tilong mulai berkurang ketika para petani di daerah ini memasuki musim tanam kedua pada Juni 2017 lalu.
"Bahkan penurunan debit air terus menurun setelah daerah ini juga mulai memasuki musim kemarau panjang," kata Bena.
Bendungan Tilong yang berada sekitar 25 km arah timur Kota Kupang memiliki kapasitas tampungan sebanyak 19 juta m3 air, namun hingga saat ini hanya tersisa 7 juta m3 yang ditampung pada musim hujan tahun 2016 lalu.
"Penurunan debit air tersebut termasuk cukup dratis, dan akan terus menurun hingga puncak musim kemarau pada bulan Oktober 2017," katanya.
Bena memprediksi debit air bendungan Tilong pada bulan Oktober hanya tersisa 2 juta m3 sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan air bagi petani di kawasan persawahan Noelbaki dan Tarus maupun kebutuhan air bersih bagi warga Kota Kupang.
"Pada bulan Oktober distribusi air untuk kebutuhan pertanian maupun air minum bagi warga Kota Kupang akan dihentikan secara total karena debit air yang ada sudah sangat terbatas," tegas Bena.
Ia mengatakan, penurunan debit air Bendungan Tilong yang terjadi tahun 2017 merupakan yang paling buruk jika dibandingan tahun 2016 lalu dengan jumlah debit air sebanyak 12 juta m3 pada puncak musim kemarau Oktober 2016 lalu.
"Akibat musim kemarau, debit air di Bendungan Tilong turun sekitar 7 juta m3. Kini tinggal sekitar 12 juta m3," kata A Bena, salah seorang petugas bendungan kepada Antara di Tilong, Kamis.
Ia mengatakan penurunan debit air tersebut tidak semata-mata karena pengaruh musim kemarau, namun tingkat pemakaiannya juga tinggi oleh para petani sawah di Desa Noelbaki dan Tarus di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Penurunan debit air Bendungan Tilong mulai berkurang ketika para petani di daerah ini memasuki musim tanam kedua pada Juni 2017 lalu.
"Bahkan penurunan debit air terus menurun setelah daerah ini juga mulai memasuki musim kemarau panjang," kata Bena.
Bendungan Tilong yang berada sekitar 25 km arah timur Kota Kupang memiliki kapasitas tampungan sebanyak 19 juta m3 air, namun hingga saat ini hanya tersisa 7 juta m3 yang ditampung pada musim hujan tahun 2016 lalu.
"Penurunan debit air tersebut termasuk cukup dratis, dan akan terus menurun hingga puncak musim kemarau pada bulan Oktober 2017," katanya.
Bena memprediksi debit air bendungan Tilong pada bulan Oktober hanya tersisa 2 juta m3 sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan air bagi petani di kawasan persawahan Noelbaki dan Tarus maupun kebutuhan air bersih bagi warga Kota Kupang.
"Pada bulan Oktober distribusi air untuk kebutuhan pertanian maupun air minum bagi warga Kota Kupang akan dihentikan secara total karena debit air yang ada sudah sangat terbatas," tegas Bena.
Ia mengatakan, penurunan debit air Bendungan Tilong yang terjadi tahun 2017 merupakan yang paling buruk jika dibandingan tahun 2016 lalu dengan jumlah debit air sebanyak 12 juta m3 pada puncak musim kemarau Oktober 2016 lalu.