Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Nusa Tenggara Timur, Maxi Nenabu menyebutkan kapasitas air Bendungan Tilong di Kabupaten Kupang mengalami penurunan drastis sehingga tidak mampu mengairi ratusan haktare sawah di Noelbaki sebagai dampak kekeringan yang saat ini sedang melanda provinsi berbasis kepulauan ini.
"Debit air bendungan Tilong sudah pada tahap yang sangat kritis. Debit airnya turun sangat drastis. Debit yang ada hanya sekitar 2 juta kubik," kata Maxi Nenabu ketika dihubungi di Kupang, Jumat, (11/9).
Baca juga: Pasokan air dari Bendungan Tilong melemah
Ia mengatakan, penurunan debit air pada Bendungan Tilong karena curah hujan yang terjadi pada akhir tahun 2019 hingga awal 2020 sangat rendah, sehingga tampungan air pada bendungan itu tidak penuh.
Menurut dia, air yang masih tersisa dalam bendungan Tilong kualitasnya juga sangat buruk karena banyak terdapat lumut sehingga tidak bisa digunakan untuk kebutuhan air minum maupun untuk irigasi.
Ia mengatakan, berkurangnya debit air pada Bendungan Tilong sehingga pasokan air untuk irigasi persawahan di Noelbaki dihentikan sementara.
"Penutupan distribusi air untuk kebutuhan petani di Noelbaki tidak bisa dilakukan karena kondisi air yang ada sudah tidak memadai lagi," katanya.
Baca juga: Pemkot Kupang akan ambil alih pengelolaan Tilong
urut dia, pihaknnya sedang melakukan pengerukan pada areal tampungan air di Bendungan Tilong karena terdapat banyak lumpur.
Bendungan Tilong adalah bendungan yang dibangun sekitar tahun 1998 dan selesai pada tahun 2001 dengan daya tampung bendungan itu sendiri mencapai 19 juta meter kubik.
Debit air bendungan Tilong turun drastis
Debit air bendungan Tilong sudah pada tahap yang sangat kritis. Debit airnya turun sangat drastis. Debit yang ada hanya sekitar 2 juta kubik