Kupang (ANTARA) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Nusa Tenggara Timur mencatat aduan pelanggan listrik PLN di provinsi berbasiskan kepulauan itu menurun hingga 80 persen.

"Kita mengapresiasi pengaduan pelanggan PLN menurun hingga 80 persen. Waktu tunggu pemasangan listrik semakin pendek kemudian ketersediaan listrik juga mengalami surplus," kata Ketua YLKI NTT Marten Mulik dalam rapat kerja secara virtual bersama Wakil Gubernur NTT bersama jajaran PLN UIW NTT dan para mitra di Kupang, Kamis, (18/2).

Ia mengatakan meski demikian ada aspek pelayanan yang perlu menjadi perhatian PLN di NTT yakni frekuensi pemadaman listrik khusus di saat musim hujan.

"Sistem pengendalian yang dilakukan terkait pemadaman masih belum efektif," katanya.

Marten Mulik juga meminta agar PLN NTT meningkatkan pengawasan terhadap mitra mereka yang bertugas di lapangan sehingga tidak terjadi praktik-praktik yang merugikan konsumen.

Selain itu pembinaan terhadap konsumen juga harus sering dilakukan sehingga pelayanan kelistrikan bisa berjalan lancar dengan dukungan masyarakat, katanya.

Terkait dengan pelayanan listrik, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dalam kesempatan itu juga meminta agar PLN NTT memperhatikan pasokan listrik untuk semua rumah sakit dan unit pelayanan kesehatan terlebih di masa pandemi COVID-19 ini.

Pemanfaatan listrik di semua rumah sakit tidak boleh padam karena pemanfaatan semua peralatan vital menggunakan dukungan tenaga listrik yang memadai.

"Kalau tidak bagaimana orang menggunakan ventilator, melakukan pemeriksaan antigen atau PCR yang gunakan mesin," katanya.

Baca juga: Penarikan Subsidi Listrik Harus Terseleksi

Baca juga: YLKI Minta PLN Benahi Pelayanan

Demikian pula pelayanan listrik untuk kantor desa juga harus memadai karena pertanggunjawaban Dana Desa dan banyak hal lain dilakukan secara daring, selain itu juga untuk tempat-tempat ibadah, katanya.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024