Kupang (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melanjutkan kembali program aksi selaras sinergi (aksilarasi) Digital Hidupkan Kembali Musik di Labuan Bajo dalam rangka mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina kepada ANTARA melalui sambungan telepon dari Labuan Bajo, Selasa mengatakan bahwa program aksilarasi sub-sektor musik ini adalah bentuk inovasi dari produk budaya bermusik yang sudah dimiliki oleh destinasi Labuan Bajo-Flores.
"Harapannya, program ini akan menghasilkan produk musik berkelas yang pada akhirnya orang mengenal Labuan Bajo bukan cuma komodo dan destinasi wisatanya, namun atraksi budaya seperti musik yang ditampilkan juga tentunya memesona," katanya.
Program aksilarasi merupakan salah satu komitmen Kemenparekraf dalam melakukan pendampingan dan penciptaan produk kreatif di destinasi super prioritas agar masyarakat setempat mampu menciptakan produk kreatif unggulan di subsektor seni musik, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan.
Program ini didukung penuh oleh BOPLBF yang mana melibatkan sinergi lintas sektoral yang bertujuan untuk menjaring dan mengembangkan potensi kreatif lokal. Terdapat 5 sub sektor dalam kegiatan aksilarasi yaitu musik, penerbitan, teater, tari, dan seni rupa.
"Kita akan manjakan wisatawan yang datang, mulai dari indra penglihatan sampai indra pendengarannya dengan musik kreatif kita yang tentunya berkelas. Sehingga citra Flores sebagai 'The Singing Society' akan semakin terasa sejak pertama kali wisatawan menginjakkan kaki di tempat ini,"
Shana menambahkan program pengembangan SDM ini pertama kali diselenggarakan pada November 2020 tahun lalu. Setelah dievaluasi dan dianggap cukup sukses, Aksilarasi kemudian disiapkan untuk kembali diselenggarakan pada tahun 2021 tentunya dengan agenda yang lebih menarik lagi.
Ada banyak karya kreatif luar biasa yang lahir dari program tahun sebelumnya. Flores Human Orchestra (FHO) dari sub sektor musik misalnya menelurkan harmoni nada baru yang sangat merdu dan enak didengar.
Baca juga: Produksi sampah Labuan Bajo capai 13 ton per hari
Sementara pada sub sektor yang lain seperti seni tari, Animal Pop Komodo merupakan produk kreatif seni gerak yang didesain bergaya modern. Penampilan mereka beberapa waktu lalu memukau Menparekraf Sandiaga Uno ketika berkunjung ke Pulau Rinca, kawasan Taman Nasional Komodo.
Selain sebagai upaya pengembangan destinasi pariwisata berbasis masyarakat, metode pendampingan menurut Shana juga sangat cocok. Langkah ini menjadi salah satu upaya serius pemerintah dalam mengembangkan destinasi super prioritas Labuan Bajo menuju destinasi super premium berkelanjutan melalui penguatan sumber daya manusia.
Sementara itu Hendrikus Hardi seorang pemusik yang tergabung dalam Flores Human Orchestra di Labuan Bajo menyambut gembira kembali dilanjutkannya program itu. Ia pun bersama teman - temannya dari sub sektor musik, mereka menyambut dan merayakan kembali dilanjutkan program itu.
Baca juga: BOPLBF gali potensi wisata istana ular di Manggarai Barat
"Sebagai masyarakat Labuan Bajo, adanya kegiatan aksilarasi ini membuat kami merasa dilibatkan, berjalan beriringan dengan kemajuan Labuan Bajo. Bukan sebagai penonton melainkan sebagai pelaku utama," tutur dia.
Menurut dia, selain kemampuan saya makin terasah, ia juga merasa bangga menjadi bagian dari pengembangan pariwisata di daerah itu. Harapannya atraksi yang ditampilkan nantinya menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan yang berkunjung," ujar Hardi.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina kepada ANTARA melalui sambungan telepon dari Labuan Bajo, Selasa mengatakan bahwa program aksilarasi sub-sektor musik ini adalah bentuk inovasi dari produk budaya bermusik yang sudah dimiliki oleh destinasi Labuan Bajo-Flores.
"Harapannya, program ini akan menghasilkan produk musik berkelas yang pada akhirnya orang mengenal Labuan Bajo bukan cuma komodo dan destinasi wisatanya, namun atraksi budaya seperti musik yang ditampilkan juga tentunya memesona," katanya.
Program aksilarasi merupakan salah satu komitmen Kemenparekraf dalam melakukan pendampingan dan penciptaan produk kreatif di destinasi super prioritas agar masyarakat setempat mampu menciptakan produk kreatif unggulan di subsektor seni musik, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan.
Program ini didukung penuh oleh BOPLBF yang mana melibatkan sinergi lintas sektoral yang bertujuan untuk menjaring dan mengembangkan potensi kreatif lokal. Terdapat 5 sub sektor dalam kegiatan aksilarasi yaitu musik, penerbitan, teater, tari, dan seni rupa.
"Kita akan manjakan wisatawan yang datang, mulai dari indra penglihatan sampai indra pendengarannya dengan musik kreatif kita yang tentunya berkelas. Sehingga citra Flores sebagai 'The Singing Society' akan semakin terasa sejak pertama kali wisatawan menginjakkan kaki di tempat ini,"
Shana menambahkan program pengembangan SDM ini pertama kali diselenggarakan pada November 2020 tahun lalu. Setelah dievaluasi dan dianggap cukup sukses, Aksilarasi kemudian disiapkan untuk kembali diselenggarakan pada tahun 2021 tentunya dengan agenda yang lebih menarik lagi.
Ada banyak karya kreatif luar biasa yang lahir dari program tahun sebelumnya. Flores Human Orchestra (FHO) dari sub sektor musik misalnya menelurkan harmoni nada baru yang sangat merdu dan enak didengar.
Baca juga: Produksi sampah Labuan Bajo capai 13 ton per hari
Sementara pada sub sektor yang lain seperti seni tari, Animal Pop Komodo merupakan produk kreatif seni gerak yang didesain bergaya modern. Penampilan mereka beberapa waktu lalu memukau Menparekraf Sandiaga Uno ketika berkunjung ke Pulau Rinca, kawasan Taman Nasional Komodo.
Selain sebagai upaya pengembangan destinasi pariwisata berbasis masyarakat, metode pendampingan menurut Shana juga sangat cocok. Langkah ini menjadi salah satu upaya serius pemerintah dalam mengembangkan destinasi super prioritas Labuan Bajo menuju destinasi super premium berkelanjutan melalui penguatan sumber daya manusia.
Sementara itu Hendrikus Hardi seorang pemusik yang tergabung dalam Flores Human Orchestra di Labuan Bajo menyambut gembira kembali dilanjutkannya program itu. Ia pun bersama teman - temannya dari sub sektor musik, mereka menyambut dan merayakan kembali dilanjutkan program itu.
Baca juga: BOPLBF gali potensi wisata istana ular di Manggarai Barat
"Sebagai masyarakat Labuan Bajo, adanya kegiatan aksilarasi ini membuat kami merasa dilibatkan, berjalan beriringan dengan kemajuan Labuan Bajo. Bukan sebagai penonton melainkan sebagai pelaku utama," tutur dia.
Menurut dia, selain kemampuan saya makin terasah, ia juga merasa bangga menjadi bagian dari pengembangan pariwisata di daerah itu. Harapannya atraksi yang ditampilkan nantinya menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan yang berkunjung," ujar Hardi.