Kupang (ANTARA) - Musik tradisional dengan genre pop terdengar merdu di telinga. Bunyi gendang dan gitar membuat siapa pun yang mendengarnya ikut merasa terhibur.
Saat itu, 15 orang berdiri melingkar bernyanyi bersama. Cuaca panas dan terik matahari tidak menyurutkan semangat untuk berdendang bersama.
Itulah yang dilakukan sekelompok seniman musik di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang menamakan dirI "Flores Human Orchestra”
Semangat yang menggebu-gebu para seniman itu tidak lain karena mereka mendengar bahwa program Aksilarasi (Aksi Selaras Sinergi) dari Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif kembali dilaksanakan tahun 2021.
Aksilarasi merupakan program pendampingan yang diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam penciptaan produk ekonomi kreatif unggulan di bidang musik, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.
Program Aksilarasi diharapkan dapat membangun talenta-talenta yang ada di Manggarai Barat dan Labuan Bajo, untuk menciptakan karya-karya baru yang berangkat dari akar budaya yang dapat mengundang daya tarik turis mancanegara untuk berkunjung.
"Program Aksilirasi ini membuat kami merasa dilibatkan, berjalan beriringan dengan kemajuan Labuan Bajo," ujar Hendrikus Hardi, salah seorang seniman.
Program ini memberikan manfaat yang bagus bagi para seniman musik di Labuan Bajo. Bagi mereka, program ini justeru melibatkan mereka sebagai pelaku utama dalam pariwisata, bukan sebagai seorang penonton.
Bagi seniman musik di kawasan wisata itu, program dari Kemenparekraf ini memacu kemampuan mereka dalam bermusik semakin terasah. Mereka juga akhirnya bisa berbangga diri bahwa mereka dianggap sebagai "orang penting" dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.
Program Aksilarasi yang merupakan program pendampingan dari Kemenparekraf ini juga didukung penuh oleh Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF).
Agenda ini melibatkan sinergi lintas sektoral yang bertujuan untuk menjaring dan mengembangkan potensi kreatif lokal.
Aksilirasi pertama kali diselenggarakan pada November 2020. Setelah dievaluasi dan dianggap cukup sukses, Aksilarasi kemudian disiapkan untuk kembali diselenggarakan pada 1-15 Maret 2021 tentunya dengan agenda yang lebih menarik lagi.
Program Aksilarasi akan dilaksanakan selama lima tahun dengan tahapan per tahun yang telah direncanakan dengan proses pendampingan terhadap komunitas atau kelompok atau juga masyarakat.
Tercatat, pada tahun 2020 Aksilirasi telah menghasilkan 16 karya, meliputi seni musik sebanyak tiga karya yakni Sompo, Flores Human Orchestra, dan Labuan Bajo World Band. Delapan karya seni pertunjukan yang terdiri dari tiga tari berbasis tradisi, dua tarian animal pop komodo, dan seni pertunjukan teater.
Kemudian terdapat naskah yang terdiri dari, cerita rakyat, pertunjukan kolosal. Ada pula seni rupa berupa site specific. Selanjutnya, 4 karya penerbitan yang terdiri dari 3 dummy buku seri mengenal Labuan Bajo, dan 1 peta jelajah Labuan Bajo.
Baca juga: Desa Kempo di Manggarai Barat berpotensi jadi desa wisata
Tahun 2020 banyak karya kreatif yang dihasilkan. Tidak ketinggalan, "Flores Human Orchestra (FHO)" dari sub sektor musik misalnya menelurkan harmoni nada baru yang sangat merdu dan enak didengar.
Sementara pada seni tari contohnya "animal pop Komodo" merupakan produk kreatif seni gerak yang didesain bergaya kekinian. Bahkan atraksi ini sempat membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno terpukau, ketika menyaksikannya secara langsung.
"Kalau untuk animal pop Komodonya saya usul lebih banyak kearifan lokalnya, kemudian nanti akan saya undang untuk tampil di Monas," ujar Sandiaga Uno.
Super destinasi
Program Aksilarasi selain sebagai upaya pengembangan destinasi pariwisata berbasis masyarakat, metode pendampingan ini dirasa sangat cocok dan efektif membantu masyarakat di Labuan Bajo yang disiapkan menjadi seniman-seniman berkarakter kuat yang mampu menghasilkan karya spektakuler.
Langkah ini juga menjadi salah satu upaya serius pemerintah dalam mengembangkan destinasi prioritas Labuan Bajo menuju destinasi super premium berkelanjutan melalui penguatan sumber daya manusia.
Saat ini langkah taktis agenda selanjutnya dimulai dengan menginkubasi 46 peserta dari subsektor musik yang tergabung dalam grup "Flores Human Orchestra.
Inkubasi ini berlangsung selama 16 hari yang sudah dimulai sejak awal Maret 2021. Sub sektor musik yang telah memulai kegiatannya ini disiapkan untuk menghasilkan 12 karya yang nantinya akan dijadikan katalog musik.
Baca juga: BOPLBF rancang program pendampingan desa wisata di Pulau Flores
Produk ini rencananya akan dimainkan di sejumlah destinasi wisata di Labuan Bajo, Flores bahkan juga di seluruh kawasan wisata di NTT. Selain itu akan dimainkan juga maskapai penerbangan, bandar udara, dan area publik lainnya.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo (BOPLBF) Shana Fatina mengatakan, program Aksilirasi subsektor musik ini adalah bentuk inovasi dari produk budaya bermusik yang sudah dimiliki oleh destinasi Labuan Bajo-Flores.
Program ini memang hanya diterapkan di Labuan Bajo, dalam rangka mendukung Labuan Bajo sebagai kawasan destinasi super prioritas (DSP) yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Harapannya, inkubasi ini akan menghasilkan produk musik berkelas yang pada akhirnya orang mengenal Labuan Bajo bukan cuma komodo dan destinasi wisatanya, namun atraksi budaya seperti musik yang ditampilkan juga tentunya memesona," kata Shana.
Program ini juga didesain untuk memanjakan wisatawan yang datang, mulai dari indra penglihatan sampai dengan indra pendengaran, yang tentu saja walaupun dengan musik kreatif pariwisata di Labuan Bajo juga akan tetap berkelas.
Baca juga: BOPLBF gali potensi wisata istana ular di Manggarai Barat
Sehingga diharapkan citra Flores sebagai "The Singing Society" akan teras sejak pertama kali wisatawan menginjakkan kakinya ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Secara keseluruhan, Aksilirasi juga dapat media media transformasi sumber daya manusia di wilayah itu untuk menjadi aktor utama membangun destinasi pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.