Kupang (Antara NTT) - Sejumlah situs sejarah peninggalan kolonial Belanda dan Jepang di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur akan segera ditata untuk dijadikan destinasi wisata sejarah bagi para wisatawan.
"Kami akan terus mendorong pihak-pihak terkait untuk merawat dan menata situs sejarah itu agar menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan," kata Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man di Kupang, Senin.
Hermanus mengatakan hal itu menjawab langkah pemerintah menata dan menjadikan sejumlah tempat dan situs peninggalan Kolonial Belanda dan Jepang di Kota Kupang sebagai tempat wisata.
Dia mengatakan secara keseluruhan, di Kota Kupang terdapat sejumlah situs peninggalan Belanda dan Jepang, antara lain, goa Jepang di Kelurahan Penfui, situs meriam peninggalan Perang Dunia II di Kelurahan Nunbaun Delha dan Kelurahan Kelapa Lima.
Ada juga Makam Raja-Raja Taebenu di Kelurahan Mantasi, Benteng Fort Cotcordia, Gereja tua Kota Kupang merupakan gereja tertua yang dibangun oleh Zending pada zaman penjajahan Belanda serta pekuburan peninggalan VOC Belanda.
"Semua situs itu saat ini dalam pengawasan dan penataan dan tentunya secara bertahap akan terus dipercantik," kata Hermanus.
Dikatakannya, selain penataan situs peninggalan, Pemerintah Kota Kupang juga sedang merancang upaya revitalisasi kota tua di Kupang yang berada di sepanjang Kelurahan Solor.
Di daerah tersebut, selain ada kota tua, juga terdapat rumah bekas asisten residen dan bekas kantor gubernur pertama Nusa Tenggara Timur, yang setelah itu menjadi kantor Bupati Kupang.
Selain itu, juga masih ada peninggalan bangunan tua lainnya seperti klenteng Lay, Lembaga Pemasyarakatan (LP) tempo dulu, masjid Airmata, tugu proklamasi, jembatan Selam dan bekas benteng Concordia yang kini dimanfaatkan sebagai markas Yonif 743/PSY dari Korem 161/Wirasakti Kupang.
"Semua peninggalan itu, saat ini sedang dimanfaatkan oleh masing-masing kelompok seperti TNI dan warga Kota Kupang dan Airmata untuk masjidnya," katanya.
Secara kelembagaan Pemerintah Kota Kupang akan terus melakukan penataan sehingga semua obyek dan situs peninggalan itu akan tetap terpelihara dan akan menjadi catatan sejarah bagi generasi akan datang.
"Kami akan terus mendorong pihak-pihak terkait untuk merawat dan menata situs sejarah itu agar menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan," kata Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man di Kupang, Senin.
Hermanus mengatakan hal itu menjawab langkah pemerintah menata dan menjadikan sejumlah tempat dan situs peninggalan Kolonial Belanda dan Jepang di Kota Kupang sebagai tempat wisata.
Dia mengatakan secara keseluruhan, di Kota Kupang terdapat sejumlah situs peninggalan Belanda dan Jepang, antara lain, goa Jepang di Kelurahan Penfui, situs meriam peninggalan Perang Dunia II di Kelurahan Nunbaun Delha dan Kelurahan Kelapa Lima.
Ada juga Makam Raja-Raja Taebenu di Kelurahan Mantasi, Benteng Fort Cotcordia, Gereja tua Kota Kupang merupakan gereja tertua yang dibangun oleh Zending pada zaman penjajahan Belanda serta pekuburan peninggalan VOC Belanda.
"Semua situs itu saat ini dalam pengawasan dan penataan dan tentunya secara bertahap akan terus dipercantik," kata Hermanus.
Dikatakannya, selain penataan situs peninggalan, Pemerintah Kota Kupang juga sedang merancang upaya revitalisasi kota tua di Kupang yang berada di sepanjang Kelurahan Solor.
Di daerah tersebut, selain ada kota tua, juga terdapat rumah bekas asisten residen dan bekas kantor gubernur pertama Nusa Tenggara Timur, yang setelah itu menjadi kantor Bupati Kupang.
Selain itu, juga masih ada peninggalan bangunan tua lainnya seperti klenteng Lay, Lembaga Pemasyarakatan (LP) tempo dulu, masjid Airmata, tugu proklamasi, jembatan Selam dan bekas benteng Concordia yang kini dimanfaatkan sebagai markas Yonif 743/PSY dari Korem 161/Wirasakti Kupang.
"Semua peninggalan itu, saat ini sedang dimanfaatkan oleh masing-masing kelompok seperti TNI dan warga Kota Kupang dan Airmata untuk masjidnya," katanya.
Secara kelembagaan Pemerintah Kota Kupang akan terus melakukan penataan sehingga semua obyek dan situs peninggalan itu akan tetap terpelihara dan akan menjadi catatan sejarah bagi generasi akan datang.
Revitalisasi kota tua
Kepala Dinas Pariwisata Kota Kupang Esther Muhu, secara terpisah mengatakan, rencana revitalisasi kota tua Kupang akan meliputi elemen-elemen tata ruang, ruang terbuka, sirkulasi dan parkir, serta sarana untuk aktivitas penunjang kawasan.
Untuk sarana aktivitas penunjang kawasan dapat dilakukan aktivitas rekreasi budaya di pantai sekitar Pantai Kupang atau beberapa tempat terbuka lainnya, sehingga meningkatkan nilai ekonomi dalam kawasan tersebut. "Kawasan kota tua dapat dijadikan sebagai tempat tujuan wisata dan tempat perdagangan," katanya.
Sedangkan untuk ruang terbuka bagi masyarakat, akan berada di terminal, pantai depan terminal, dan pertokoan sepanjang jalan menuju Kampung Solor. "Ruang terbuka tersebut dapat dimanfaatkan untuk berekreasi, jalan-jalan ataupun berbelanja," kata Ester Muhu.
Dia menambahkan untuk mendukung semua rencana itu, secara Pemerintah Kota Kupang telah mengusulkan sejumlah peninggalan yang berada di kawasan Solor termasuk Pabrik Es peninggalan Belanda itu menjadi situs budaya. "Usulan sudah pernah disampaikan ke Pemerintah Pusat dan masih menanti hasilnya hingga saat ini," kata Ester Muhu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Kupang Esther Muhu, secara terpisah mengatakan, rencana revitalisasi kota tua Kupang akan meliputi elemen-elemen tata ruang, ruang terbuka, sirkulasi dan parkir, serta sarana untuk aktivitas penunjang kawasan.
Untuk sarana aktivitas penunjang kawasan dapat dilakukan aktivitas rekreasi budaya di pantai sekitar Pantai Kupang atau beberapa tempat terbuka lainnya, sehingga meningkatkan nilai ekonomi dalam kawasan tersebut. "Kawasan kota tua dapat dijadikan sebagai tempat tujuan wisata dan tempat perdagangan," katanya.
Sedangkan untuk ruang terbuka bagi masyarakat, akan berada di terminal, pantai depan terminal, dan pertokoan sepanjang jalan menuju Kampung Solor. "Ruang terbuka tersebut dapat dimanfaatkan untuk berekreasi, jalan-jalan ataupun berbelanja," kata Ester Muhu.
Dia menambahkan untuk mendukung semua rencana itu, secara Pemerintah Kota Kupang telah mengusulkan sejumlah peninggalan yang berada di kawasan Solor termasuk Pabrik Es peninggalan Belanda itu menjadi situs budaya. "Usulan sudah pernah disampaikan ke Pemerintah Pusat dan masih menanti hasilnya hingga saat ini," kata Ester Muhu.