Kupang (ANTARA) - Prajurit Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonarmed 6/3 Kostrad di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste membantu mengevakuasi sejumlah fasilitas sekolah setelah terjadi keruntuhan gedung SMP Satap Negeri Noebesi, Kabupaten Timor Tengah Utara akibat bencana alam pada Jumat (2/4) malam pukul 21.00 WITA.
Kepala Sekolah SMP Satap Negeri Noebesi, Yustina Natun, Sabtu menyatakan, sangat berterima kasih dan merasa sangat terbantu akan kehadiran TNI dan Polri dalam proses evakuasi fasilitas sekolah tersebut.
"Saya selaku kepala sekolah berterima kasih kepada TNI dan Polri karena telah rela membantu kami disini. Kehadiran bapak-bapak TNI dan Polri kami merasa keamanan kami sudah terjamin," kata Yustina.
Ambruknya bangunan sekolah diakibatkan oleh kondisi tanah yang labil setelah kawasan itu diguyur hujan lebat dan angin kencang selama 4 hari berturut-turut yang mengakibatkan tanah amblas dan bangunan yang ada di atasnya ikut runtuh.
Melihat kondisi tersebut prajurit Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat dipimpin oleh Pasiter Satgas Kapten Arm Anak Agung Anom Wardana bersama pihak Polsek Miomaffo Barat dan masyarakat, bergotong royong untuk mengevakuasi barang-barang milik sekolah.
Beberapa fasilitas sekolah berhasil diselamatkan seperti meja, kursi, komputer, buku bacaan, dan rak-rak buku untuk disimpan di tempat yang lebih aman mengingat curah hujan di daerah tersebut masih tinggi sehingga dikhawatirkan akan terjadinya longsor susulan.
Kondisi bangunan SMP Satap Negeri Noebesi, Kabupaten Timor Tengah Utara yang ambruk akibat tanah longsor pada Jumat (2/4) malam. (Antara/HO-istimewa)
Bangunan sekolah ini merupakan bangunan yang baru dibangun kurang lebih 2 bulan lamanya dan masih dalam tahap pemantauan Dinas Pendidikan setempat.
Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa karena pada saat kejadian sekolah dalam keadaan kosong.
Sementara itu Ketua Komite Sekolah Siprianus Anin mengatakan akan terus menjalin kerja sama dengan TNI dan Polri dalam perencanaan pemulihan bangunan sekolah ke depannya.
Baca juga: Satgas Pamtas RI-Timor Leste gagalkan penyelundupan miras
Baca juga: Satgas pamtas RI-RDTL gelar posyandu di Timor Tengah Utara
Kepala Sekolah SMP Satap Negeri Noebesi, Yustina Natun, Sabtu menyatakan, sangat berterima kasih dan merasa sangat terbantu akan kehadiran TNI dan Polri dalam proses evakuasi fasilitas sekolah tersebut.
"Saya selaku kepala sekolah berterima kasih kepada TNI dan Polri karena telah rela membantu kami disini. Kehadiran bapak-bapak TNI dan Polri kami merasa keamanan kami sudah terjamin," kata Yustina.
Ambruknya bangunan sekolah diakibatkan oleh kondisi tanah yang labil setelah kawasan itu diguyur hujan lebat dan angin kencang selama 4 hari berturut-turut yang mengakibatkan tanah amblas dan bangunan yang ada di atasnya ikut runtuh.
Melihat kondisi tersebut prajurit Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat dipimpin oleh Pasiter Satgas Kapten Arm Anak Agung Anom Wardana bersama pihak Polsek Miomaffo Barat dan masyarakat, bergotong royong untuk mengevakuasi barang-barang milik sekolah.
Beberapa fasilitas sekolah berhasil diselamatkan seperti meja, kursi, komputer, buku bacaan, dan rak-rak buku untuk disimpan di tempat yang lebih aman mengingat curah hujan di daerah tersebut masih tinggi sehingga dikhawatirkan akan terjadinya longsor susulan.
Bangunan sekolah ini merupakan bangunan yang baru dibangun kurang lebih 2 bulan lamanya dan masih dalam tahap pemantauan Dinas Pendidikan setempat.
Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa karena pada saat kejadian sekolah dalam keadaan kosong.
Sementara itu Ketua Komite Sekolah Siprianus Anin mengatakan akan terus menjalin kerja sama dengan TNI dan Polri dalam perencanaan pemulihan bangunan sekolah ke depannya.
Baca juga: Satgas Pamtas RI-Timor Leste gagalkan penyelundupan miras
Baca juga: Satgas pamtas RI-RDTL gelar posyandu di Timor Tengah Utara